Tuesday, September 21, 2010

Hemoroid yang Membandel (narasumber: dr. Delken Kuswanto)

Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat awam. Sudah pasti kehadirannya akan mengundang segelintir nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial.

Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik lelaki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun.

Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah, walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah anorektal.

Masalah di Bantalan Anus

Sebelum dikeluarkan, feses (tinja) ditampung dalam sebuah pipa yang disebut rektum/rektal. Rektum sendiri bermuara pada anus (dubur) dan merupakan kelanjutan dari usus besar. Di daerah ini terdapat sebuah bantalan yang disebut bantalan anus.

Bantalan anus merupakan jaringan lunak yang kaya pembuluh darah. Kedudukannya difiksasi oleh ligamen (jaringan penyokong) serta otot-otot. Bantalan anus sangat penting. Dialah yang mencegah air masuk melalui anus saat kita berenang atau berendam. Dia pula yang menjaga agar gas, serta massa feses solid maupun cair tidak keluar tanpa terkontrol.

Pada kejadian hemoroid, masalah terjadi pada bantalan ini. Bendungan dan pembesaran bantalan anus menjadi mekanisme dasar terjadinya hemoroid.

Hemoroid disebut-sebut sebagai penyakit menurun. Namun, sampai saat ini belum ada penelitian yang mendukung dan membenarkan hipotesis tersebut. Pastinya, hemoroid berhubungan dengan pola diet dan defekasi (buang air besar) seseorang. Diet tinggi serat dan defekasi dengan toilet jongkok diyakini mampu menurunkan risiko hemoroid. Faktor hormonal, usia, konstipasi (susah buang air besar) dan mengedan yang lama juga bisa dihubungkan dengan kejadian hemoroid.

Belakangan, diketahui bahwa hemoroid juga berkaitan dengan kehamilan. Pada saat hamil, sejumlah perubahan hormonal terjadi pada wanita yang bersangkutan. Hormon kehamilan disinyalir mengurangi fungsi penyokong dari otot dan ligamentum di sekitar bantalan anus. Hemoroid pada masa kehamilan juga bisa dipicu oleh kekerapan insiden konstipasi pada masa kehamilan. Persalinan pervaginam juga berpeluang untuk merusak bantalan anus jika tidak dilakukan sesuai prosedur.

Berdasarkan letak anatomisnya, hemoroid dibagi menjadi 3 yaitu hemoroid eksterna, interna, dan campuran. Biasanya benjolan pada hemoroid eksterna akan keluar dari anus bila penderita mengedan, tapi dapat dimasukkan kembali dengan jari. Sementara itu, hemoroid interna merupakan benjolan dari vena hemoroidalis interna yang dilapisi epitel dari mukosa anus. Benjolan pada hemoroid interna paling sering terdapat di arah jam 3, 7, dan 11.

Belum Tentu Hemoroid

Pendarahan atau nyeri di sekitar anus tidak serta-merta membawa pemikiran kita kepada hemoroid. Masih ada sejumlah kelainan yang bisa menyebabkan keluhan serupa, sebut saja prolaps rektum (rektum keluar sebagian atau seluruhnya ke anus), fisura ani (retak di anus), abses perianal (nanh sekitar anus), dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kejelian mengenali gejala dan tanda memainkan peran yang sangat penting.

Secara harfiah, hemoroid berasal dari bahasa Yunani yaitu haem (darah) dan rhoos (mengalir). Drah yang mengalir pada waktu defekasi maupun sesudah defekasi menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid. Darah berwarna merah segar itu bisa menetes, bisa pula menyemprot. Sebagai tambahan, feses yang keras juga dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah di bantalan anus sehingga terjadi perdarahan yang lebih hebat. Bahkan penderita bisa mengalami anemia hingga kadar hemoglobin di bawah 4 g/dl

Apabila terjadi proses inflamasi/peradangan maka penderita akan merasakan nyeri yang menetap hampir sepanjang hari.

Pada kasus hemoroid interna, mukosa anus dapat mengeluarkan sekret yang disertai perdarahan, yang sering mengotori celana dalam. Bila ditambah lagi dengan kebersihan yang buruk serta reaksi alergi obat luar yang dioleskan pada anus maka akan memicu dermatitis (peradangan kulit) perianal.

Untuk hemoroid interna, terdapat 4 tingkat keparahan, meliputi.

  1. Derajat I, di mana bantalan anus tidak keluar, hanya tampak tanda pendarahan
  2. Derajat II, di mana bantalan anus keluar saat penderita mengedan dan bisa masuk kembali secara spontan begitu proses mengedan dihentikan
  3. Derajat III, di mana bantalan anus keluar saat mengedan atau defekasi dan tetap di luar jika tidak dimasukkan dengan bantuan jari (reposisi manual).
  4. Derajat IV, di mana bantalan anus yang keluar tidak dapat dikembalikan meski dibantu oleh jari.

Tata Laksana Hemoroid

Penanganan hemoroid sangat bervariasi, mulai dari cara konservatif, dengan menggunakan obat sampai operasi. Pemilihan jenis terapi sangat bergantung dari keluhan penderita serta derajat hemoroidnya. Sejauh ini, tidak ada indikasi mutlak untuk melakukan terapi invasif. Terapi invasif diusahakan menjadi pilihan terakhir.

Salah satu obat hemoroid adalah diosmin dan hesperidin yang dimikronisasi. Obat tersebut menyebabkan konstriksi (pengecilan diameter) pembuluh dara vena dan menghambat reasksi peradangan. Bila obat sudah tak mempan atau terjadi perdarahan dan prolaps setelahnya, tindakan invasif menjadi pilihan. Prinsip dari tindakan invasif ada 2 yaitu fiksasi dan eksisi. Fiksasi dilakukan pada derajat I dan II dan selebihnya dilakukan eksisi.

Fiksasi meliputi skleroterapi, rubber band ligation, cryosurgery, infrared thermocoagulation, photocoagulation, dan Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Masing-masing dilakukan dengan teknik, indikasi, dan pertimbangan sendiri-sendiri. Komplikasi yang dapat timbul paska tindakan invasif adalah perdarahan sekunder, selulitis, abses, fistula (terbentuk hubungan abnormal antara dua mukosa), fissura, dan inkontinensia (tidak dapat menahan/mengendalikan proses buang air besar).

Hemoroid bukan penyakit yang tak mungkin dicegah. Diet tinggi serat seperti banyak sayur dan buah akan membuat feses lembek sehingga tidak perlu mengedan saat defekasi.

Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 4:21 PM
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

No comments:

Post a Comment

Silakan centang "Notify me" agar Anda memeroleh pemberitahuan.

Entri Populer