Friday, December 31, 2010

Cara Mengubah Folder Icon Sesuai Gambar yang Anda Pilih

Oleh: Lea Willsen
Pernahkah Anda merasa bosan dengan warna atau folder icon pada komputer Anda yang hanya itu-itu saja? Pernahkah Anda memiliki keinginan untuk mengubah icon tersebut?
Tentu kita pernah melihat folder icon pada komputer-komputer tertentu yang bentuknya telah berubah, dikarenakan komputer tersebut telah diinstalkan tema-tema tertentu. Tetapi bagaimana bila folder icon yang kita inginkan adalah wajah kita, atau wajah kekasih kita? Mungkinkah?
Bukanlah mustahil untuk mewujudkan keinginan tersebut. Dengan sedikit kreasi, tentu hal tersebut dapat terwujud, bahkan kita tak perlu repot-repot menginstal dan mengganti tema.
Berikut caranya:
1. Tentukan folder yang hendak Anda ubah icon-nya.
2. Pilih foto yang hendak Anda jadikan icon.
3. Ubah jenis foto tersebut menjadi jenis *bmp. Anda dapat mengubahnya dengan segala jenis program pengedit foto, seperti Photoshop, ACDSee, bahkan Paint yang paling sederhana dan telah tersedia pada komputer mana pun. Anda cukup mengedit foto tersebut dengan salah satu program di atas, kemudian Save As, dan pilih *bmp sebagai jenis file tersebut. Perhatikan lingkaran merah yang terdapat pada gambar berikut:
4. Langkah berikutnya klik kanan pada folder yang telah Anda tentukan pada langkah pertama tadi.
5. Pilih Properties, geser tab pada bagian Customize, dan klik Change Icon. Perhatikan dua lingkaran merah yang terdapat pada gambar berikut:
           6. Setelah Change Icon di-klik, jendela baru akan terbuka. Klik Browse, ubah File of type dari Icon Files menjadi All Files, cari di mana lokasi tadi Anda menyimpan foto yang telah Anda ubah jenisnya menjadi *bmp, kemudian open foto tersebut. Perhatikan lingkaran merah yang terdapat pada dua gambar berikut:




 

7. Langkah terakhir, klik OK, Apply, dan OK lagi. Perhatikan hasilnya pada gambar berikut:
Sekilas folder yang icon-nya telah diubah terlihat seperti file, namun sebenarnya adalah folder. Perlu diingat, agar hasil kerja Anda tidak hilang, Anda tidak boleh mengubah lokasi foto jenis *bmp yang telah Anda gunakan, atau pun menghapus foto tersebut. Kecilkan resolusi foto jenis *bmp yang Anda pilih, kemudian ulangi langkah 4 sampai 7 bila gagal. Selamat mencoba!
*Akhir Agustus 2010

Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 11:19 AM

Thursday, December 30, 2010

Sikap Tak Jujur


Oleh: Lea Willsen

ORANG yang tak jujur biasanya suka berbohong dan menipu. Berbohong dan menipu telah menjadi bagian dari kehidupan yang mereka jalani setiap hari. Padahal, sangatlah tak bagus bila memelihara sifat-sifat buruk itu dalam diri kita, karena sifat demikian mudah ‘melekat’ tetapi sulit ditinggalkan.
Buktinya? Pinjam saja dialog dari sebuah drama Asia yang beberapa waktu lalu pernah diputar di salah satu stasiun televisi kita. Setelah penulis ingat-ingat, kira-kira dialog itu berbunyi demikian, “Bila sudah berbohong dan ketika kebohongan itu hampir terbongkar, maka kita akan kembali berbohong, agar kebohongan pertama dapat disempurnakan dan tak jadi terbongkar.”
Misalkan setelah A mencuri kue B dan ketika ditanyai oleh B, A menjawab bukan dia pelakunya dan kemudian mengatakan kepada B kalau ia melihat C mengambilnya, itulah yang dimaksud kebohongan kedua untuk menutupi kebohongan pertama.
Dongeng
Ada sebuah dongeng bermakna asal Tiongkok kuno berkisah tentang seorang raja yang suka membunyikan lonceng darurat negerinya agar dapat menghibur selirnya yang selalu berwajah murung. Padahal, setiap kali lonceng itu dibunyikan, para prajurit di seluruh istana harus repot-repot berkumpul dan bersiap untuk bertaruh nyawa menghadapi musuh. Namun karena itu hanya perbuatan iseng raja, tentunya tak ada musuh yang harus dihadapi.
Lama-lama, para prajurit mulai marah atas tindakan iseng itu. Mereka pun memutuskan untuk tak menghiraukan bunyi lonceng lagi. Dan pada suatu hari, lonceng kembali berbunyi. Kali ini musuh benar-benar datang menyerang. Karena para prajurit sudah memutuskan untuk tak berkumpul, akhirnya negeri itu pun hancur diserang habis-habisan oleh musuh.
Kesimpulan
Tentunya kita tahu apa penyebab hancurnya negeri dalam dongeng di atas. Benar! Semua itu terjadi karena telah hilangnya kepercayaan para prajurit terhadap raja mereka yang tak jujur.
Bila diibaratkan kehidupan kita, maka kita berperan sebagai raja, dan orang-orang di sekitar kita sebagai para prajurit. Bila kita bersikap tak jujur, suka berbohong dan suka menipu, maka secara otomatis orang-orang di sekitar tak akan mau mempercayai kita. Semakin bersikap tak jujur, maka orang-orang semakin ‘kabur’ dari kita. Dan pada akhirnya kita pun akan bernasib sama dengan raja dalam dongeng.
7 Maret 2008
Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 8:58 PM

Hacker, Sang Momok Dunia Maya

Oleh: Lea Willsen
Belakangan ini—terutama sejak situs jejaring sosial FB semakin digemari di Indonesia—kita sering mendengar orang-orang membahas tentang akun dunia maya mereka yang di-hack oleh para hacker. Tema pembahasan ini pun menjadi sangat populer dan seru untuk terus-menerus dibahas baik dari kalangan muda hingga yang berjiwa muda. Mendengar, membahas, atau terlibat secara langsung pada kasus pembajakan akun dunia maya tersebut, seolah-olah membuat orang-orang menjadi merasa telah terlibat dengan suatu kasus kriminal yang modern, keren, dan profesional. Bahkan tak jarang pula penulis jumpai mereka yang setelah akunnya di-hack malah berulang-ulang kali ‘menjerit-jerit ceria’ di statusnya hingga berhari-hari bahwa ia telah bertemu hacker! Ah, sungguhkah hal tersebut patut kita banggakan?
Percaya atau tidak—menurut hemat penulis—kebanyakan dari kasus pembajakan akun dunia maya yang belakangan ini marak terjadi bukanlah kasus yang benar-benar melibatkan tangan pelaku profesional yang berprofesi sebagai hacker. Lalu? Ya, bila berkata jujur, di Indonesia nyaris tak ada hacker. Penyebab adanya kasus-kasus demikian sesungguhnya lebih sering dikarenakan kecerobohan pemilik akun.
Di negara lain, hacker adalah sebuah profesi yang cukup menjanjikan. Hanyalah orang-orang yang benar-benar memiliki pengetahuan dalam bidang komputer, serta kemampuan otak yang sangat cerdaslah yang mampu melakukan pekerjaan tersebut. Mereka dibayar cukup mahal oleh pihak-pihak tertentu untuk membajak, membobol, mengirimi virus, atau mencuri data-data penting pada suatu perusahaan, atau organisasi besar.
Hacker juga tidak selalu identik dengan kasus kriminal. Mereka terbagi menjadi beberapa jenis. Di antaranya, terdapat dua jenis yang paling dikenal: Black HatsHacker jahat yang dibayar mahal untuk pekerjaan kotor, dan juga White HatsHacker yang dibayar untuk melindungi data-data komputer dari tindakan nakal Black Hats. White Hats juga dikenal dengan sebutan Security Analists.
Maka, bila kita coba merenungkannya, masuk akalkah hacker profesional meng-hack akun orang awam seperti kita? Untuk apa? Untuk mencuri baca surat-surat cinta kita yang ada di inbox (hehehe...)? Atau mengatasnamakan kita untuk memeras teman kita? Mungkin! Ya, tapi perlu diketahui, sesungguhnya untuk kasus-kasus pembajakan akun dunia maya yang ada di Indonesia, lebih tepatnya kita menyebut si pelaku sebagai penipu, atau orang usil yang merasa bangga karena berhasil membajak akun orang lain, bukan hacker. Sebagian dari mereka yang bangga mengaku sebagai Hacker pun mungkin tidak memahami sesungguhnya Hacker adalah profesi seperti apa.
Penyabab Akun Dibajak
Seperti yang telah dijelaskan di atas, kecerobohanlah yang sesungguhnya menjadi penyebab utama adanya kasus pembajakan akun. Di zaman yang memiliki software-software serba canggih ini, kita harus paham, hampir semua data yang kita masukkan/ketikkan ke dalam software komputer tak akan hilang dan dapat tetap terekam dengan baik di dalamnya.
Masih ingatkah Anda dengan kasus beredarnya 1.300 lembar foto mesum beberapa artis Hongkong yang sempat heboh pada tahun 2008? Penyebab beredarnya foto-foto mesum tersebut dikarenakan laptop si artis tersebut rusak dan diperbaiki, kemudian si teknisi yang menemukan file-file itulah yang menjadi pelaku nakal penyebar foto-foto mesum tersebut.
Sama halnya dengan kasus foto-foto mesum tersebut, salah satu penyebab yang membuat akun dunia maya kita dapat dibajak juga dikarenakan kecerobohan kita yang mengakibatkan data-data privasi kita yang tersimpan dalam komputer/laptop tersentuh oleh pihak lain.
Bila Anda berpendapat Anda telah melakukan log out setiap Anda selesai menggunakan akun tersebut maka akun Anda telah aman, maka itu adalah pendapat yang salah. Sejauh yang penulis ketahui, ada beberapa program browser yang dapat menyimpan data sandi (password) kita. Tak percaya? Mari kita buktikan sendiri dengan cara berikut:
1. Penulis memilih browser Mozilla Firefox  sebagai contoh.
2. Buka program. Log in ke akun Anda (FB, Yahoo, MSN, Gmail, atau apa saja).
3. Setelah masuk, langkah berikutnya buka menu Tools pada Mozilla Firefox (ada di bagian teratas), kemudian Options, Security (icon gembok kuning), dan Saved Passwords yang tedapat pada sebelah kanan kolom kedua.
4. Muncul jendela baru yang akan memerlihatkan site yang tadi Anda kunjungi pada langkah kedua, dan juga username Anda. Klik Show Passwords (kanan bawah), dan Yes. Password Anda pun akan muncul.
Dengan menggunakan cara demikianlah, siapa pun yang menyentuh komputer kita bisa mendapatkan username dan password kita.
Tidak menutup kemungkinan terkadang komputer kita mengalami kerusakan hardware yang cukup rumit sehingga kita tak mampu memperbaikinya sendiri dengan hanya mengandalkan software, dan komputer kita terpaksa harus berpindah tangan ke teknisi agar dapat diperbaiki. Maka dari itu, tetaplah berhati-hati menjaga data-data penting yang ada pada komputer.
Teknisi Nakal
Pertengahan 2009, komputer penulis juga pernah mengalami masalah pada slot usb yang sulit membaca keberadaan modem device dan mengakibatkan setiap kali online selalu terputus-putus.
Saat itu, teknisi (sebut saja A) yang penulis percayakan untuk memperbaiki masalah tersebut meminta izin membawa pulang komputer, modem, beserta cip operator (berisi pulsa empat puluh ribu rupiah lebih), dengan alasan ingin mengecek kerusakannya apa. Penulis menyetujuinya.
Setelah komputer, modem, beserta cip operator ‘menginap’ beberapa hari di rumah A, sekembalinya, ternyata modem device masih saja sulit terbaca oleh slot USB. A mengaku saat di rumahnya ia telah meng-online-kannya beberapa saat tanpa diapa-apakan dan tak ada masalah.
Jujur saja, saat itu penulis merasa bingung dan juga sedikit kecewa. Komputer pun kembali harus diangkut si A pulang setelah penulis suntikkan lagi pulsa, karena si A mengatakan pulsa yang sebelumnya telah habis saat ia mencoba meng-online-kannya beberapa saat tanpa diapa-apakan.
Beberapa hari setelahnya, komputer pun kembali lagi. Dan untuk yang keduakalinya ternyata komputer masih saja tetap bermasalah. Hmm, bukan lagi bingung atau pun kecewa yang penulis rasakan, tetapi kesal! Betapa tidak, selain masalah masih belum terselesaikan, lagi-lagi pulsa yang terakhir kali penulis suntikkan nyaris kandas. Selain itu penulis juga sedang sangat memerlukan komputer saat itu.
A memberi alasan bahwa mungkin operatorlah yang bermasalah sehingga mengakibatkan modem device sulit terbaca bila setiap kali berada di rumah penulis yang sinyalnya memang agak rendah. Dan ia menganjurkan agar mengganti operator. Apa pun alasannya, yang jelas penulis tak akan membiarkan komputer dibawa pulang untuk yang ketiga kalinya lagi. Penulis tak berminat berdebat mengenai masalah tersebut.
Penulis pun memutuskan untuk mencoba memperbaikinya sendiri melalui setting-setting yang terdapat pada software-software yang berkaitan. Dengan mengandalkan ponsel (komputer masih tak dapat digunakan untuk online), penulis mencari tahu seputar opini dan solusi masalah tersebut di Google. Alhasil tak sia-sia, masalah pun terselesaikan. Komputer pun kembali dapat digunakan untuk online. Lalu apa hubungannya dengan hacker?
Kembali pada topik seputar hacker. Pepatah berbunyi: pintar mencuri makan, maka pintarlah mencuci mulut. Beberapa minggu setelah kejadian itu berlalu, ketika sedang mengecek online history serta data password yang terekam pada browser, penulis menemukan bukti bahwa ternyata A menggunakan komputer penulis untuk bermain YM (Yahoo Messenger)! Pantas saja pulsa penulis demikian mudahnya kandas.
Baik username mau pun password si A tersimpan dengan baik dalam komputer penulis. Dan bila penulis mau, saat itu juga penulis dapat membajak akunnya. Tetapi penulis tak melakukannya. Itulah yang dimaksudkan kecerobohanlah yang sesungguhnya menjadi penyebab utama adanya kasus pembajakan akun. A ceroboh dan mengakibatkan akunnya berpeluang untuk dibajak. Selain itu, akibat ceroboh jugalah, kenakalannya terbongkar.
Tips
Berikut simaklah beberapa tips di bawah yang mungkin dapat membuat akun Anda tidak mudah dibajak oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab:
1. Hindari menggunakan password yang sama untuk beberapa akun berbeda.
2. Buat atau gantilah password Anda agar kekuatan keamanannya (strength) lebih besar.
3. Jangan memberitahukan password Anda kepada orang yang tak dapat dipercaya.
4. Jangan mengetikkan/memberitahukan kepada aplikasi permainan online tertantu password Anda bila Anda tidak yakin aplikasi tersebut adalah aplikasi yang dapat dipercaya. Kebanyakan aplikasi demikian dibuat untuk menjebak Anda.
5. “Ingin mengetahui password akun teman Anda? Kirimkanlah email berisi nama teman yang ingin Anda ketahui password akunnya dan juga password Anda pada alamat email sekian-sekian! Ajak minimal sepuluh teman Anda untuk ikut!.”
Jangan terpancing oleh tulisan di atas atau pun yang sejenisnya. Coba pikirkan, masuk akalkah bila kita ingin mengetahui password teman kita, namun malah kita juga harus memasukkan password kita? Trik ini dikenal sebagai fishing.
6. Bila Anda takut lupa password dan khusus menyimpan/mencatatnya pada suatu tempat, maka pilihlah tempat yang benar-benar aman.
7. Jangan mencontreng tulisan “remember me/ingat saya” ketika sign in dengan komputer di warnet atau komputer kerabat/teman Anda. Ada bagusnya juga bila Anda tak mencontreng tulisan tersebut sekali pun menggunakan komputer pribadi, karena tidak menutup kemungkinan sewaktu-walktu komputer Anda akan berpindah tangan.
8. Terdapat beberapa kasus di mana semua akun dunia maya korban di-hack sekaligus dalam hari yang sama. Mengapa bisa demikian? Terdapat dua kemungkinan. Pertama, si korban menggunakan password yang sama untuk beberapa akun sekaligus. Kedua, yakni email utama yang biasa digunakan untuk register akun-akun lain dibajak, sehingga cukup dengan meng-klik menu ganti password pada akun-akun yang lain, pelaku sudah dengan mudah dapat memanipulasi semua akun dan membuat si pemilik akun yang malah menjadi tak dapat mengakses ke dalamnya. Oleh karena itu, prioritaskanlah untuk menjaga password email utama agar tidak di-hack.
9. Berhati-hatilah ketika Anda melakukan log in. Kendati halaman yang ditampilkan sama, namun terkadang itu adalah halaman palsu. Hacker memanfaatkan fungsi flash untuk mengantarkan calon korban pada halaman yang palsu. Untuk membedakannya, perhatikanlah apakah alamat yang terdapat pada address bar adalah alamat yang kita masukkan, atau telah berubah menjadi alamat lain.
10. Berhati-hatilah pada Keyboard warnet yang mungkin dipasangi Keylogger oleh orang iseng. Keylogger merupakan suatu program yang dapat merekam urutan ketikan-ketikan jari kita pada keyboard. Biasa digunakan oleh para orangtua yang hendak memantau aktifitas anak mereka di dunia maya. Namun ada pula beberapa hacker yang menyalahgunakannya untuk membobol akun orang.
Solusinya ialah ketika mengetikkan password di warnet jangan menggunakan keyboard. Aktifkan menu On-Screen Keyboard (keyboard layar), dan ketiklah password Anda dengan mouse. Sebelumnya penulis telah pernah mengulas cara untuk mengaktifkan On-Screen Keyboard pada tulisan berjudul “Mengetik dengan Mouse” yang juga dimuat rubrik TRP.
11. Atur program browser agar tidak mengingat password Anda.
12. Bila Anda tetap ingin membiarkan browser mengingat password Anda, maka ingatlah menghapus memorinya bila perangkat tak digunakan lagi. Semisal biasa Anda suka online dengan ponsel, dan ponsel Anda telah hendak dijual, maka ingatlah juga menghapus memori browser-nya.
13. Ingatlah log out setelah selesai berselancar di dunia maya dengan menggunakan komputer warnet atau kerabat/teman.
14. Aktifkanlah pertanyaan keamanan (jika ada) pada akun Anda. Pada kasus-kasus pembajakan tertentu, korban masih memiliki kesempatan berlomba dengan si pelaku untuk merebut kembali akun yang telah di-hack dengan memilih menu recovery serta menjawab pertanyaan keamanan yang sebelum kejadian pembajakan telah kita aktifkan.
Penutup
Setelah memahami cara kerja hacker, serta membaca beberapa tips untuk melindungi akun kita, sesungguhnya tak ada yang perlu kita cemaskan dari keberadaan hacker amatiran Indonrsia. Bila dari zaman ke zaman teknologi seolah semakin memahami kebutuhan manusia, maka manusia juga harus senantiasa belajar memahami teknologi, agar pada akhirnya teknologi tak menjadi sumber masalah akibat ketidakpahaman kita. Mari!
20 Juli 2011
Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 8:48 PM

Saturday, December 25, 2010

Orang Sukses X Orang Gagal

Orang-orang yang sukses berpikir jernih

Orang-orang yang gagal berpikir ragu-ragu

Orang-orang yang sukses selalu bertahan

Orang-orang yang gagal berhenti terlalu awal

Orang-orang yang sukses hidup mandiri

Orang-orang yang gagal bergantung pada orang lain

Orang-orang yang sukses tak pernah mengeluh

Orang-orang yang gagal menganggap orang lain sebagai penyebab

Orang-orang yang sukses terus bekerja sebelum orang lain berhenti

Orang-orang yang gagal berhenti sebelum orang lain

Orang-orang yang sukses berdisiplin diri

Orang-orang yang gagal menuruti kehendak hati

Orang-orang yang sukses kaya kreatifitas

Orang-orang yang gagal miskin kreatifitas

Orang-orang yang sukses selalu berprestasi

Orang-orang yang gagal bertopang dagu

Orang-orang yang sukses melihat cahaya dalam kegelapan

Orang-orang yang gagal hanya melihat kegelapan

Orang-orang yang sukses cermat dalam bekerja

Orang-orang yang gagal ceroboh

Orang-orang yang sukses memecahkan masalah

Orang-orang yang gagal terbawa masalah

Orang-orang yang sukses berkata, “Saya bisa!”

Orang-orang yang gagal berkata, “Saya tak bisa!”

Orang-orang yang sukses berpandangan luas

Orang-orang yang gagal berpandangan sempit

Orang-orang yang sukses penuh percaya diri

Orang-orang yang gagal percaya pada nasib

Orang-orang yang sukses menghadapi masalah sebagai tantangan

Orang-orang yang gagal menghadapi masalah sebagai beban

Orang-orang yang sukses tahu menempatkan diri

Orang-orang yang gagal salah menempatkan dirinya

Orang-orang yang sukses berpikir positif

Orang-orang yang gagal berpikir negatif

Orang-orang yang sukses giat berpikir

Orang-orang yang gagal malas berpikir

Orang-orang yang sukses mempertimbangkan masa depan

Orang-orang yang gagal tak memikirkan masa depan

Anda adalah tipe yang mana?

Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 12:44 PM

Wednesday, December 22, 2010

Taman Kebahagiaan untuk Ibu


Oleh: Lea Willsen
SEORANG perempuan paruh baya berdiam duduk di sebuah kursi goyang dekat jendela kamarnya. Keningnya berkerut, melihat apa yang terlihat olehnya di luar sana, lewat jendela sederhana itu. Angin bertiup silir-semilir, namun terasa panas. Beberapa hari ini udara memang kurang bersahabat.
Di luar sana, seorang perempuan penarik gerobak sampah menghapus peluh yang bercucuran di wajahnya. Di punggungnya, seorang anak yang baru berusia sekitar satu tahun tengah menangis sejadi-jadinya. Perempuan penarik gerobak sampah pun mencoba menenangkan tangis sang buah hati. Di goyang-goyangkannya kundangan di punggung.
“Sayang, sayang, jangan menangis, Nak...,” terdengar hiburnya bisik-bisik.
Melihat kejadian di luar sana, sungguh serupa menyaksikan kilas balik kisah hidup sendiri bagi si perempuan baruh baya. Ya, empat puluh tahun lalu ia juga pernah merasakan penderitaan demikian, setelah ditinggal pergi oleh sang suami tercinta yang tertabrak kereta api ketika tengah berjualan kudapan di stasiun. Usianya ketika menjanda masihlah sangat muda, 24 tahun. Parasnya masih sangat cantik.
Hidupnya sempat sangat berbahagia, selama empat tahun menikah dengan sang suami, serta dikaruniai dua putra yang sehat. Kendati miskin, tetapi hidup mereka sekeluarga selalu bahagia. Ia tak pernah menuntut banyak terhadap sang suami, tentu juga karena sang suami memang telah cukup baik dan perhatian kepada istri serta kedua anaknya.
Namun, segalanya berakhir terlalu singkat. Kebahagiaan-kebahagiaan itu raib, tanpa menunggu kesiapan mental. Sang tulang punggung pergi begitu saja meninggalkan tanggung jawab membesarkan anak-anak untuk ditanggung sendiri istrinya yang masih muda serta tak memiliki keterampilan apa pun.
Si perempuan malang ingin melanjutkan pekerjaan sang suami untuk berjualan kudapan di stasiun, tetapi tak ada satu pun tuan atau nyonya yang bersedia menyerahkan dagangan-dagangannya untuk seorang perempuan yang sama sekali tak memiliki modal dan keterampilan. Tak perlu menyalahkan mereka tak manusiawi. Di zaman itu, ekonomi negara tidak begitu baik. Jangankan orang-orang kecil yang hidup susah, para tuan dan nyonya yang terkenal dengan kalung-kalung emasnya yang bergelantungan di leher pun banyak yang gulung tikar, bahkan bunuh diri.
Tak ada jalan lain, demi kelangsungan hidup anak-anak—dan juga diri sendiri—tentu tak ada alasan untuk mempertahankan mahkota kecantikan. Asal halal, pekerjaan apa saja boleh dikerjakan. Ditemani oleh kedua putra yang satunya baru belajar berjalan dan satunya lagi baru berusia sebelas bulan, akhirnya ia menerima pekerjaan sebagai penarik gerobak sampah yang setiap hari menyinggahi pintu ke pintu untuk menerima sampah, hingga berkilo-kilo meter jauhnya.
Adalah benar, kecantikan itu tidaklah kekal. Dalam sekejap, perempuan cantik pun berubah menjadi perempuan jelek yang keriputan dan juga hitam pekat, dihanguskan terik matahari. Sering, dengan punggung yang masih menggendong keranjang yang diduduki si bungsu, tangan kiri harus menarik gerobak sampah, dan tangan kanan masih harus menggendong si sulung yang menangis tak henti-hentinya, akibat kelaparan, kepanasan, dan kelelahan berjalan.
Dalam hal ini, tentu sebagian individu tak akan lagi bersedia menanggung beban demikian berat. Mereka akan berpendapat bahwa akan lebih baik bila memilih opsi lain saja, seperti beralih profesi menjadi pengemis, pelacur, atau menjual anak-anaknya. Namun, tentu hal itu tak sejalan dengan prinsip hidup sang penarik gerobak sampah yang telah melucuti segala kecantikan yang melekat pada tubuhnya, demi kedua anak. Ia tak ingin menjadi pengemis, karena ia masih mempertahankan harga dirinya sebagai seorang kepala keluarga. Ia tak ingin menjadi pelacur, karena ia masih mengingat setiap kata bahkan huruf sumpah setianya kepada sang suami. Dan apalagi bila sampai harus menjual anak-anaknya, ia tak akan mampu melakukan hal itu. Baginya, sudah merupakan kewajiban seorang ibu untuk membesarkan anak-anaknya, tak peduli sesulit apa pun itu.
Sempat pula muncul pendapat-pendapat miring dari famili dan kerabat, bahwa sesungguhnya akan lebih baik bila ia kembali menikah lagi dengan pria lain, agar hidup mereka tak perlu menderita. Di usia yang masih muda, tentu tidak begitu sulit untuk menemukan pria yang bersedia menjadikannya istri lagi. Bahkan, ada pula seorang kerabat yang hendak memperkenalkan seorang pria mapan yang juga sudah menduda. Namun, baginya semua itu adalah sebuah penghinaan. Kalau pun pria yang diperkenalkan itu bersedia menerima dirinya, belum tentu pria itu mampu menerima anak-anaknya, serta menyayangi anak-anaknya layaknya anak kandung sendiri. Ia tak ingin nantinya anak-anak harus besar di bawah tekanan seorang bapak tiri. Ia yakin, ia masih mampu membesarkan anaknya sendiri, kendati harus hidup menderita dengan bekerja sebagai penarik gerobak sampah. Dan kenyataannya, ia telah berhasil membuktikan hal itu.
Kini, empat puluh tahun sudah berlalu. Kedua putranya adalah sarjana, dan kini telah menjadi pengusaha yang kaya raya di kota tempat mereka tinggal. Mereka masing-masing juga telah berkeluarga dan dikaruniai anak. Seakan belum cukup setelah empat puluh tahun menderita demi membesarkan serta menyekolahkan kedua putranya, sisa-sisa tenaga di hari tua pun masih dicurahkan untuk cucu-cucu terkasih—sungguh—serupa lilin yang membakar diri hingga habis masa pakainya, demi penerangan di sekeliling.
Tentu tak berlebihan, bila kini sudah tiba saatnya anak-anak yang harus memberikan perhatian kepadanya.
Pintu terbuka. Lamunan pun terbuyar. Seorang perempuan muda memasuki kamar. “Bu, sudah selesai makan?”
Perempuan paruh baya pun menoleh ke menantunya, dan berkata, “Piring dan makananku terjatuh, maaf...”
Alis si menantu terangkat. Diperhatikannya nasi yang berserakan di lantai. “Astaga, mengapa tak berhati-hati?! Lihatlah, semuanya jadi berantakan. Aku jadi harus tambah repot membersihkannya lagi, Bu! Sudah berkali-kali kuperingatkan, ‘kan?! Masak makan saja harus disuapi? Kedua cucumu saja sudah mampu makan sendiri...! Ah!”
“Maaf, maaf, kedua tangan ini tak bertenaga lagi...,” jawab perempuan tua dengan suara yang kurang jelas. Mulutnya terlihat miring, seakan sebelah wajahnya tertarik agak ke atas. Semua itu gara-gara setahun silam ia terserang stroke, dan hingga kini kondisinya tak dapat pulih lagi
“Ibu, makanya, kalau disuruh minum obat jangan menolak. Minum obat itu harus sesuai aturan...”
“Obat itu pahit... Harus dicampur susu manis baru dapat diminum...”
“Ah, Ibu kayak anak kecil saja... Aku dan Angga beberapa hari ini sibuk sekali, mana ada waktu untuk membeli susu itu. Minum saja yang masih ada.”
“Yang masih ada rasanya tak manis...”
“Tapi Angga lagi sibuk, Bu...”
“Angga sibuk... Ya, benar juga... Mengapa sudah berhari-hari ia tak datang menemaniku...?”
Seulas senyum kecut pun muncul di wajah si menantu. “Ibu..., Angga sibuk... Harus kubilang berapa kali...?”
“Aku rindu kepada putraku...”
“Ibu kesepian?”
“Benar, benar!” jawab perempuan paru baya penuh semangat. “Mintalah Angga datang menemaniku sebentar. Sudah beberapa hari aku tak melihatnya...”
“Hmm...” Si menantu pun menghampiri mertuanya. Lembut dielus punggung sang mertua. “Tenang saja, dalam waktu dekat...” kalimatnya tertahan sesaat, “...kami berencana ingin membawa Ibu pergi ke sebuah taman kebahagiaan. Di sana, Ibu akan ada banyak teman sebaya. Dijamin pasti tak akan kesepian lagi... Ibu akan tinggal di sana. Dan kapan-kapan bila ada waktu kami pasti akan menjenguk Ibu, ya?!”
Perempuan paruh baya pun menunduk. Airmatanya mengalir turun. Ah, inikah balasan dari perjuangan mati-matiannya selama empat puluh tahun?
Tuhan..., segeralah Kau menjemputku...
***
Medio Desember, 2010
Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 2:03 PM

Sunday, December 19, 2010

Jadikan Beliau Sahabatmu!

Oleh: Liven R

Sobat muda, apa sesungguhnya definisi ‘sahabat’ menurut Anda? Ketika pertanyaan ini muncul, penulis yakin kita semua seolah diajak mengikuti permainan jajak pendapat. Tentu ada beragam jawaban yang diberikan untuk mengartikan sebuah kata ‘sahabat’.

Untuk penulis pribadi, definisi sahabat adalah seorang yang berteman dengan tulus tanpa mengharapkan keuntungan, mendukung dan menganjurkan kita berbuat baik, serta menguatkan kita di kala kita dalam kesulitan--a friend in need is a friend indeed.

Makna ‘sahabat’ pada dasarnya berada setingkat di atas makna ‘teman’. Seorang yang baru kita kenal, dapat langsung kita beri gelar ‘teman’, namun untuk dikatakan sebagai sahabat, haruslah melalui proses pengenalan, pemahaman, dan ada kalanya juga dibutuhkan pengorbanan yang tak sedikit. Itulah sebab mengapa ‘sahabat’ dikatakan setingkat di atas ‘teman’.

Peran Sahabat

Sobat muda, kita tahu masa pubertas adalah masa pencarian jati diri bagi seorang remaja. Pada masa tersebut, segala informasi (baik atau pun buruk) akan diserap oleh remaja untuk kemudian dilakukan uji coba untuk menjawab rasa ingin tahunya. Sering karena kurangnya pemahaman dan bimbingan yang tepat, seorang remaja akan mencoba hal-hal yang tak semestinya dan akhirnya terjerumus kepada tindakan negatif.

Karena malu, seorang remaja enggan menceritakan masalah apa yang tengah dihadapinya kepada orangtua. Dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh dari teman-temannya dan bermodal nekat, segala masalah berusaha diatasi sendiri yang tak jarang berujung semakin runyamnya permasalahan. Selain itu, pergaulan yang salah juga berisiko menjerumuskan remaja kepada narkoba dan seks bebas.

Mengingat segala fenomena negatif yang sewaktu-waktu dapat menjerumuskan, remaja mutlak memerlukan figur sahabat sesungguhnya yang mampu mengarahkan dan mendorong remaja ke arah kebaikan. Lantas di mana sosok sahabat yang sesungguhnya dapat ditemukan?

Dewasa ini, sosok seorang sahabat amatlah sulit ditemukan. Sering kita mendengar seseorang tega mencelakakan orang lain yang telah lama dikenalnya sekalipun, demi memperebutkan harta, kekasih, atau pun kekuasaan.

Dalam hal ini, rumus homo homini lupus pun berlaku. Ya, manusia merupakan serigala bagi manusia lain. Jika sudah demikian, lantas siapa lagi yang dapat kita percayai sebagai sahabat?

Mari bertanya pada diri sendiri, siapakah yang selama ini selalu memberi perhatian kepada kita tanpa mengenal lelah? Siapakah yang selalu mendoakan yang terbaik bagi kita tanpa pamrih? Siapa lagi kalau bukan ibu? Ya, ibulah sosok sahabat sejati kita! Jika kita mau, sesungguhnya kita tak perlu jauh-jauh mencari sosok seorang sahabat, karena kita telah dapat menemukannya dalam diri ibu kita masing-masing.

Dalam segala kondisi, seorang ibu selalu berusaha melindungi dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dan, yang pasti seorang ibu tak akan pernah menjerumuskan anaknya sendiri. Oleh alasan di atas, ibu tentunya sangat layak kita jadikan sebagai sahabat dan tempat mencurahkan segala isi hati kita.

Ibu sebagai Sahabat

Sobat muda, peliharalah selalu kedekatan dengan ibu. Perbedaan usia bukanlah penghalang untuk menceritakan hal apa saja kepada ibu, semisal hal menarik apa yang baru Anda lihat di Facebook atau pun di internet. Apabila menemukan informasi yang janggal, tanyakanlah kepada ibu: benarkah demikian?

Perbedaan status antara ibu dan anak juga bukan alasan untuk tidak berbincang tentang siapa saja yang baru Anda kenal hari ini. Ceritakanlah selalu kepada ibu kejadian lucu apa yang telah Anda alami barusan; sikap seperti apa yang telah membuat Anda marah dan kesal, atau kejadian apa yang telah membuat Anda kecewa.

Di lain waktu, Anda bisa juga menceritakan kepada ibu tentang impian apa saja yang tengah Anda kejar, semisal: jika aku punya uang, aku akan membeli pesawat terbang, dan kita sekeluarga berwisata ke Hollywood dengan pesawat pribadiku (hahaha...).

Sobat muda, percayalah! Kalaupun ibu tak dapat membantu Anda mewujudkan impian Anda dengan kedua tangannya, beliau akan mendoakan segala impian positif Anda agar menjadi kenyataan.

Namun, jika ibu berkata: jangan, Nak! Jika punya uang, mari kita bantu mereka yang membutuhkan! Nah, kita wajib mempertimbangkan kembali pendapat ibu. Segala sesuatu yang dinasehatkan oleh ibu, tentu ada makna positifnya, sebab ibu adalah orang yang telah berpengalaman hidup dan tahu mana yang terbaik.

Sobat muda, meski sulit, tak dapat dipungkiri di dunia ini juga terdapat orang-orang yang layak di sebut ‘sahabat’, selain ibu. Namun, bagi Anda yang masih memiliki ibu, sudah sepantasnya bersyukur, karena ibu adalah seorang sahabat sejati yang telah dikaruniakan oleh Tuhan untuk Anda semenjak Anda lahir. Tak ada manusia lain di muka Bumi ini yang lebih mencintai diri kita (bahkan melebihi cintanya pada diri sendiri) selain ibu. Untuk itu, jangan mendukakan hati ibu dengan tindakan-tindakan kita.

Dengan memercayakan dan berbagi segala apa yang kita pikirkan dan rasakan kepada ibu, percayalah kita akan mendapatkan solusi terbaik bagi pemecahan masalah kita. Dan, diharapkan kita tak butuh tempat pelarian negatif bagi terselesainya masalah kita.

Sobat muda, jika kita tak dapat memercayai ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita, apakah kita masih dapat memercayai orang lain? Sekali lagi, mari jadikan ibu sebagai sahabat!

***

Selamat Hari Ibu (22 Desember)! Semoga Tuhan menganugerahkan kesehatan yang baik dan kebahagiaan bagi semua ibu yang telah memberikan kasih sejatinya di dunia ini!

Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 6:56 PM

Entri Populer