Alkisah, di sebelah selatan negeri Antah Berantah terdapat sebuah hutan yang rimbun tempat tinggal berbagai satwa liar. Di sebelah timur hutan mengalir sebuah sungai yang berair jernih sepanjang tahun. Di sungai itu jugalah para penghuni hutan biasanya minum dan berendam di musim panas.
Suatu hari, kancil berlari dengan gembira di sepanjang sisi sungai dan kemudian berhenti untuk minum di salah satu sisi sungai. Dari kejauhan, seekor serigala yang sedang lapar memandang kancil dengan air liurnya yang menetes. ‘Aku akan mendapatkan santapan yang empuk hari ini. Betapa beruntungnya aku!’, demikian pikir serigala
Perlahan-lahan serigala pun berjalan mendekati kancil dengan kuku cakarnya yang siap menerkam. Akan tetapi, sebelum mencapai tempat kancil berdiri, serigala kembali berpikir, ‘Jika aku langsung menerkam kancil, bukankah akan terasa kurang etis? Sebaiknya aku mencari sebuah alasan agar tak dibilang kurang etis.’.
Demikianlah serigala yang sok manusiawi (eh, hewani maksud saya) itu pun mengurungkan niatnya untuk langsung menerkam kancil. Sebaliknya, dia berdiri di samping kancil.
“Hai, Tuan Serigala, sedang minum juga, ya?” Kancil menyapa dengan ramah.
“Umm..., ya,” ujar serigala sambil berpura-pura minum. “Oh, lihatlah! Bagaimana aku bisa meminum air yang begitu kotor ini? Dasar kancil kurang ajar, kau telah mengotori air minumku! Kau harus bertanggung jawab!” ucap serigala sambil bersiap-siap menerkam kancil.
“Oh, tunggu! Tunggu, Tuan Serigala! Bagaimana aku bisa mengotori air minummu, sementara Anda berdiri di hulu dan saya di hilir?”
“Benarkah? Oh ya, tahun lalu kau juga pernah mengotori air minumku. Saat itu kau di hulu dan aku di hilir. Sekarang kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu tahun lalu!” Serigala kembali bersiap-siap hendak menerkam kancil.
Kancil segera mundur dua langkah. “Sabar, Tuan Serigala! Anda salah hewan. Tahun lalu aku belum lahir. Aku sekarang baru berumur dua bulan...”
“Arggh...! Jika demikian, itu pasti ayahmu! Tak peduli itu kamu atau ayahmu, pokoknya kamu harus bertanggung jawab hari ini...!” Selesai berucap, serigala segera menyerang kancil tanpa memberi kancil kesempatan membela diri.
***
Saudara-saudari dan teman-temin, pernah bertemu orang seperti cerita di atas? Pernah disuruh bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak kita perbuat? Coba beri perumpamaan lain atas orang seperti itu, please?