Merasa tak puas, roh yang hendak dikirim ke neraka pun memprotes, "Mana bisa begitu! Semasa hidup saya adalah orang beragama! Pernah pula membangun sebuah jembatan dengan uang sendiri untuk warga sebuah desa. Sedangkan dia,'' ia menunjuk ke arah roh yang satu lagi, "...dia manusia tak beragama! Tak pernah pula membangun jembatan! Dia yang pantas ke neraka!"
Roh yang satunya lagi pun bergegas membela diri, "Ampun, ampun... Tolong jangan kirim aku ke neraka..."
Malaikat pun tersenyum, dan berkata kepada roh yang hendak dikirim ke neraka, "Kau orang beragama, tapi kelihatannya kau tak takut dosa. Kau tahu mana yang salah mana yang betul, tapi kau tetap berbuat salah juga. Dan itu membuat dosamu menjadi berlipat ganda. Kau membangun jembatan untuk warga sebuah desa, tapi kau mengorupsi dana pemerintah yang seharusnya akan digunakan untuk memperbaiki tanggul di lima desa. Akibat perbuatan picikmu, ketika musim hujan tiba, tanggul di kelima desa tersebut jebol dan memakan banyak korban jiwa dari kelima desa tersebut. Sedangkan roh di sebelahmu...," malaikat melirik ke arah roh yang satu lagi, "...dia tak memiliki agama, tak membangun jembatan dengan uang sendiri, tapi menjalankan tugas dari pemerintah dengan jujur, untuk memperbaiki jembatan di sepuluh desa, tanpa menggelapkan uang titipan pemerintah tersebut sepersen pun. Dengan memfokuskan diri agar tak melakukan kesalahan, ia telah termasuk berbuat baik."
Mendengar penjelasan panjang lebar dari sang malaikat agung, roh yang tadinya dengan lantang berani memprotes pun terdiam.
2L, 2011