Memperbaiki smarphone secara self, mungkin masih menjadi hal
yang takut dicoba oleh sebagian pengguna. Alhasil, sering kita harus
menyerahkan smartphone itu ke service center atau penyedia jasa reparasi pihak
ketiga, kemudian mengeluarkan sejumlah biaya yang ada saatnya cukup ‘wah!’.
Beruntung bila smartphone itu bisa dengan segera pulih kembali. Dan ada saatnya
malah kita harus menunggu cukup lama. Padahal, sebenarnya kerusakan dari
smartphone itu secara garis besar tergolong menjadi dua jenis, kerusakan
hardware, dan kerusakan software. Jika yang terjadi adalah kerusakan software,
tidak ada salahnya kita coba memperbaikinya secara self.
Adapun keuntungan dari memperbaiki sendiri smartphone kita,
yaitu: data kita akan selalu aman, karena tidak diakses oleh pihak lain; smartphone
lebih terjaga, karena ditangani sendiri yang sudah tentu diperlakukan lebih
hati-hati, dan; tidak akan ditipu oleh si teknisi yang berpura-pura mengatakan
kerusakan terjadi pada hardware, lantas meminta kita mengeluarkan sejumlah biaya
besar untuk pembelian sparepart.
Sementara untuk kendala memperbaiki sendiri smartphone kita,
yaitu: mungkin kita akan cukup direpotkaan dengan aktivitas mencari dan
melengkapi sendiri alat-alat yang dibutuhkan seperti firmware, software untuk
kepentingan flashing, dan lainnya; risiko bootloop (padam total) yang
kedengarannya cukup menakutkan, hingga; kerusakan fatal pada hardware akibat
perlakuan yang tidak tepat. Namun, percaya atau tidak, sebenarnya memperbaiki
sendiri dan meminta teknisi memperbaikinya adalah sama berisikonya. Teknisi
pada umumnya juga akan mengawali perbaikan dari sektor software terlebih dulu,
baru jika smartphone mengalami bootloop atau kerusakan masih berlanjut, si
teknisi mengabarkan akan diperlukan penggantian hardware sekian-sekian dengan
biaya sekian-sekian. Jadi, bedanya hanya apakah Anda merasa bersalah karena
telah merusaknya sendiri, atau Anda malah merasa wajar ketika teknisi yang
mengabarkan hal itu. Lebih baik, coba diperbaiki sendiri terlebih dulu. Selama
metode yang diterapkan benar, dan smartphone memang hanya mengalami kerusakan
software (bukan hardware), umumnya smartphone itu akan pulih kembali.
Kali ini, kita akan mengupas cara-cara untuk memperbaiki software
smartphone Sony Xperia, baik type keluaran tahun 2013 ke bawah, maupun yang di
atasnya. Apakah smartphone tersebut melambat, terserang virus, disusupi adware
yang membandel, atau gejala-gejala tidak normal lainnya, secara umum dapat
diatasi dengan flashing—proses penginstalasian ulang seluruh OS di dalamnya.
Namun, sebelum flashing, sebagai saran ada baiknya coba terapkan factory reset
terlebih dulu. Adapun perbedaan dari factory reset dan flashing, factory reset
lebih praktis, oleh sebab kita tidak melepas dan memasang ulang OS yang sudah
ada, namun hanya mengembalikan kondisinya seperti awal, sebelum dipasangkan
beragam aplikasi yang membuat kinerja menjadi terganggu. Hanya saja, dalam
beberapa kasus, jika OS memang sudah telanjur rusak, factory reset tidak
menyelesaikan masalah, mau tidak mau kita menuju tahap lebih lanjut, flashing.
Untuk menerapkan factory reset, cukup masuk ke Settings >
Backup & reset > Factory data reset. Tentukan apakah Anda ingin
menghapus data media (foto, video, dan audio) secara total, atau menyisakannya,
dan tunggu proses reset kurang-lebih 15 sampai 30 menit, hingga smartphone Anda
dapat hidup kembali. Dalam beberapa kasus, mungkin Anda akan diminta memasukkan
sandi smartphone Anda.
Bila factory reset tidak menyelesaikan masalah, kita kembali
pada alternatif flashing. Berikut persiapan yang diperlukan:
1.
Smartphone Xperia yang bermasalah.
2.
Komputer/laptop dengan Windows yang masih sehat.
3.
Kabel data berkualitas.
4.
Xperia Companion.
5.
Flashtool.
6.
Firmware.
Merujuk poin pertama, Anda harus tahu secara pasti, type apa
smartphone Xperia Anda, dan model berapakah itu. Penting untuk Anda pahami,
antara type dan model adalah hal berbeda. Sebagai contoh, type ialah yang biasa
akrab kita dengan seperti Xperia Z, Xperia Z3, Xperia C, Xperia M, dan masih
banyak lagi. Sementara model yang dimaksudkan dapat dilakukan pengecekan
melalui Settings > About phone > Model number. Alternatif, cari tahu pada
box pembelian.
Poin kedua, tidak ada penjelasan khusus. Pada intinya Anda
cukup memiliki sebuah komputer/laptop sehat, dan semakin tinggi spesifikasi
perangkat tersebut, proses flashing akan lebih menghemat waktu.
Poin ketiga atau kabel data, usahakan menggunakan kabel data
asli dan tidak rusak. Kerusakan kabel data yang menyebabkan terlepasnya koneksi
di tengah proses flashing, bisa saja berakibat fatal pada hardware smartphone.
Untuk poin keempat, Xperia Companion (dulu disebut PC
Companion) hanyalah opsional agar smartphone dapat terbaca secara baik oleh
komputer/laptop. Anda bisa mencarinya dengan Google, kemudian instalkan pada
komputer/laptop. Berat file ini adalah sekita 40-an MB.
Poin kelima, Flashtool, dengan fungsi sebagai software yang
akan menjembatani proses flashing yang berlangsung melalui komputer yang
mentransferkan data firmware pada smartphone. Flashtool sendiri memiliki banyak
versi. Apa yang penulis catat, Xperia keluaran tahun 2013 atau yang lebih ke
bawah sebaiknya menggunakan Flashtool versi 0.9.11.0. Sedangkan untuk Xperia
keluaran di atas 2013, Flashtool terbaru hingga postingan ini dibuat adalah 0.9.22.3.
kesalahan memilih versi Flashtool bisa saja mengakibatkan flashing tidak dapat
diterapkan. Untuk lebih jelasnya coba saja gabung pada sejumlah grup FB yang
dikhususkan bagi para pengguna smartphone sesuai type Xperia Anda. Grup yang
aktif biasanya memiliki cadangan berbagai alat yang sudah teruji oleh para membernya.
Ukuran Flashtool biasanya kurang lebih 100 MB.
Poin terakhir, firmware ialah file dengan berat kurang-lebih
1 GB yang berfungsi untuk menanamkan OS baru ke dalam smartphone Anda.
Masing-masing type serta model smartphone memiliki firmware berbeda. Firmware
sendiri juga memiliki beragam region dan versi, misalkan: region Indonesia,
versi Android Lollipop 5.x.x, atau: region Hongkong, versi Android Marshmallow
6.x.x. Untuk region, Anda bisa menggunakan firmware region mana pun. Namun,
lebih disarankan pilih sesuai dengan negara di mana smartphone dibeli. Sedangkan
untuk versi, sesuaikan dengan versi yang sanggup diterima oleh type dan model
smartphone. Melalui grup FB dari sesama pengguna smartphone dengan jenis sama,
umumnya Anda juga dapat mendapatkan informasi terkait firmware yang telah
sesuai. Atau, Anda bisa mencarinya sendiri dengan Google. Contoh keyword: Sony
Xperia Z5 Firmware.
Setelah semua persiapan terpenuhi, cas smartphone Anda
hingga full terlebih dulu.
Instal Xperia Companion ke komputer/laptop. Dari smartphone,
masuk ke Settings > Security, centang Unknown sources. Masuk juga ke
Settings > Developer options. Jika Developer options tidak terlihat, masuk
terlebih dulu ke Settings > About phone, kemudian ketuk beberapa kali pada
bagian Build number dengan gerakan cepat. Setelah Developer options tersedia,
masuk dan aktifkan tombol Developer options, kemudian aktifkan juga USB
Debugging. Colok smartphone ke komputer/laptop dengan kabel data, pastikan
terbaca secara baik dan lepas kembali.
Selanjutnya instal Flashtool ke komputer/laptop. Setelah
selesai, masuk ke C:\Flashtool\drivers, dan klik ganda file EXE di dalamnya
untuk melakukan penginstalasian driver. Centang Flashmode driver, Flashboot
driver, kemudian juga driver dari type smartphone Anda. Jika komputer Anda mengabarkan
bahwa software bukan dari pihak terpercaya, tetap izinkan instalasi.
Dari C:\Flashtool, jalankan FlashTool.EXE. Untuk Flashtool
versi lama, jendela akan langsung terbuka dan siap dioperasikan. Sementara pada
Flashtool versi baru, disarankan hubungkan komputer dengan jaringan internet
terlebih dulu sebelum menjalankan FlashTool.EXE. Selain itu, ketika jendela
sudah terbuka, Flashtool akan membutuhkan beberapa menit untuk terhubung ke
internet sebelum siap dioperasikan.
Setelah Flashtool siap beroperasi, klik tombol dengan logo
petir yang berada di samping tombol BLU, lalu pilih Flashmode. Cari lokasi Anda
menyimpan firmware, pilih firmware tersebut, gunakan pilihan menghapus data
serta cache. Penting, pada Flashtool versi lama, mencentang data dan cache
berarti ingin menghapusnya. Sedangkan pada versi baru, mencentang berarti tidak
ingin menghapusnya. Jika Anda adalah pengguna Flashtool model lama, centang
juga UNKNOWN dan no final verification. Jika sudah, klik Flash.
Tunggu beberapa menit (lumayan lama) hingga muncul sebuah
jendela yang menginstruksikan Anda untuk mulai mencolokkan kembali smartphone
Anda. Sebelum itu, pastikan smartphone telah dinonaktif dan berbagai jenis
kartunya telah dilepas. Tahan tombol volume down sambil colok, dan tetap jangan
lepas volume down hingga Anda merasa smartphone Anda bergetar, atau hingga pada
bagian log dari Flashtool tertulis: INFO
- Please unplug and start your phone.
Cabut smartphone dan hidupkan ulang. Untuk pertama kali
dihidupkan ulang, dibutuhkan waktu sekitar 15 sampai 30 menit, dan jangan panik
karena itu wajar. Sampai di sini, jika semuanya berjalan dengan benar, proses
flashing selesai!
Apabila selama proses flashing pada log Flashtool
menampilkan pesan error, restart komputer dan ulangi sedari Anda mulai
menjalankan FlashTool.EXE. Jika pesan error tetap muncul, coba cari tahu
terlebih dulu arti dari error tersebut. Bisa dengan cara menanyakannya kepada
member dari grup FB, atau cari tahu melalui mesin pencari Google. Sebagai
saran, masalah ini umumnya hanya terjadi oleh tidak sesuainya versi Flashtool
yang digunakan. Jadi, coba beberapa alternatif versi Flashtool, atau cari
firmware dengan region dan versi berbeda. Pastikan juga Anda telah menginstal
Flashmode driver, Flashboot driver, kemudian driver dari type smartphone Anda,
seperti yang dijelaskan sebelumnya.