Friday, March 11, 2011

Setujukah Kamu Bila Komik Itu Bacaan Murahan?

Saya pernah mendengar seorang penulis mengatakan sesuatu yang seolah meremehkan bacaan komik. Mungkin, karena si penulis merasa apa yang ia tulis selama ini adalah sesuatu yang lebih bergengsi dari bacaan ringan seperti komik, maka ia beranggapan bahwa komik itu suatu bacaan murahan yang hanya ditujukan kepada anak kecil. Ah, lalu benarkah demikian?

Jujur saja, bila saya (seorang mantan pecandu komik) yang diminta menjawabnya, saya tak setuju bila komik harus dikategorikan sebagai bacaan yang murahan. Apa yang membuat seseorang beranggapan bahwa komik adalah bacaan murahan? Itu karena ia tak pernah membaca dan belajar memahaminya. Opini yang keluar dari orang demikian--sekali pun bila ia adalah seorang penulis--hanyalah opini yang dilontarkan tanpa didasari pemahaman yang benar.

Apabila bacaan diibaratkan sebagai makanan, maka sayalah makhluk omnivor yang telah mencicipi semua jenis bacaan, baik berupa novel, majalah, komik, cerpen, artikel, tutorial, puisi, humor, bahkan tulisan yang berbau agama yang tak saya anut sekalipun terkadang saya senang membacanya. Bagi saya semua bacaan adalah buah kreativitas yang berharga untuk diserap ke dalam otak. Semakin banyak yang kita baca, tak peduli apa pun jenisnya, maka semakin banyaklah ilmu pengetahuan yang kita miliki.

Masih ingatkah dengan judul-judul film seperti "Pendekar Pemanah Rajawali", "Pendekar Rajawali" atau yang lebih dikenal Yoko, serta "Kera Sakti"? Judul-judul terkenal tersebut dulunya--semasa kakek saya muda--juga berupa komik, baru setelah bertahan dari zaman ke zaman judul-judul itu menjadi terkenal di seluruh dunia dan dinikmati oleh semua kalangan baik tua atau muda. Bahkan hingga kini pun, cerita "Pendekar Pemanah Rajawali" masih kembali digarap ulang oleh Tony Wong, seorang komikus paling terkenal di Hongkong. Komik tersebut juga telah diterjemahkan ke Indonesia.

Kata orang, bermain FB itu tak bagus (apa hubungannya?). Dan kalau menurut saya, dalam memainkan/melakukan apa pun, sesungguhnya yang menjadi pemegang kemudi adalah kita sendiri. Apa pun itu, hampir semua ada sisi negatif dan positifnya, tergantung kita mau memetik yang mana. Komik juga sama, ada sisi negatif dan positifnya, tergantung kita--pembaca--mau memetik yang mana.

Komik bukanlah bacaan yang murahan, jika yang baca adalah seorang pencinta komik sejati yang tahu memilih mana yang layak untuk dibaca. Asalkan dapat mengontrol waktu yang pas untuk membacanya dan tak mengganggu pekerjaan lainnya, dan juga tak diracuni perilaku-perilaku kasar si tokoh dalam komik, mengapa tidak?

Komik dapat menyegarkan pikiran, menghilangkan jenuh, menghibur hati, memperkuat imajinasi serta kreativitas. Selain itu, justru dari komik jugalah, saya telah mendapat banyak ilmu, pengetahuan sejarah dan peradaban negara lain, serta berbagai manfaat positif lainnya.

Saat masih belasan tahun, saya bisa melahap lebih dari empat jilid sehari. Tapi sekarang saya bukan seorang pecandu komik lagi. Sedikit waktu dan tenaga yang saya miliki kebanyakan digunakan hanya untuk hal-hal yang menurut saya lebih penting daripada membaca komik hingga berjam-jam. Dan hanya saat benar-benar memiliki sisa waktu sedikit yang menurut saya waktu tersebut sudah terlalu tanggung untuk memulai kerja baru lagilah, maka saya akan membaca komik secara online di web berbahasa Inggris http://www.mangareader.net atau web berbahasa Indonesia http://bacamanga.web.id. Tertarik?!



2L, 2011
Foto diambil dari internet
Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 6:14 PM
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

No comments:

Post a Comment

Silakan centang "Notify me" agar Anda memeroleh pemberitahuan.

Entri Populer