Ditulis oleh: Lea Willsen
Cerita: Anzai Nobuyuki
Foto: Internet |
Kurei yang saat itu masih kecil pun divonis harus dibunuh oleh para sesepuh, agar dapat menyelamatkan klan Hokege dari ancaman kutukan. Namun, oleh usul Kagero yang merasa kasihan kepada Kurei, akhirnya Kurei pun tak perlu dibunuh, dan sebagai gantinya Kurei dan ibunya harus diasingkan pada sebuah kediaman.
Saat itu, Kurei merasa nasibnya bersama sang ibu sangatlah menyedihkan. Ia membenci Recca. Akibat kelahiran Recca yang ternyata juga memiliki kekuatan api, nasib mereka menjadi berubah total. Oleh kebencian itulah, ia pun diam-diam mencoba untuk membunuh Recca. Tetapi ternyata rencana tersebut gagal. Sebelum Kurei berhasil membunuh Recca--dan hanya berhasil menggoreskan segores luka pada pipi Recca yang saat itu masih bayi--Kurei pun tertangkap dan akhirnya dipenjara.
Tahun ke-4 Tenshou (1576). Tak lama setelah Kurei dipenjara, Oda Nobunaga mendadak menyerang klan Hokage. Hokage yang saat itu di bawah kepemimpinan Oka pun berperang dengan Oda Nobunaga. Namun karena saat itu Oka berpendapat bahwa kedatangan Oda Nobunaga tersebut adalah untuk merebut senjata-senjata Madougu sakti mereka lewat perang, Oka pun memutuskan untuk menyembunyikan Madougu dan meminta pasukannya berperang tanpa senjata. Naasnya ternyata tanpa menggunakan senjata, Hokage tak mampu melawan pasukan brutal dari Oda Nobunaga. Akhirnya perang pun berakhir dengan gugurnya Oka, beserta hancurnya Hokage.
Takut akan keselamatan putranya--Recca--saat itu Kagero pun menggunakan jurus terlarang Jikuryuri dan membuka gerbang dimensi waktu untuk mengirim Recca ke masa depan. Dan bersamaan dengan terbukanya gerbang dimensi waktu, tanpa disadari Kagero, ternyata Kurei yang di tengah-tengah keributan berhasil meloloskan diri dari penjara dibantu oleh ibunya, Reina, telah berada di belakangnya. Kurei pun menyelamatkan diri dari pembantaian pasukan Oda Nobunaga dengan melompat masuk ke dalam gerbang dimensi waktu Kagero, dan bersama Recca terkirim menuju masa depan.
Di masa depan (400 tahun kemudian), Kurei terpisah dari Recca. Kurei ditemukan dan diadopsi oleh Tsukino Mori, istri seorang kaya, Kouran Mori. Berbeda dari sifat istrinya yang sangat mengasihi Kurei layaknya anak kandung, Kouran Mori yang menyadari kekuatan istimewa Kurei pun malah berniat menjadikan Kurei sebagai ‘mesin’ pembunuh, agar dapat mencapai segala keinginannya.
Kendati status Kurei tetap anak adopsinya di mata publik, namun di sisi lain berulang kali Kouran Mori telah memaksakan Kurei untuk hidup sebagai manusia tanpa emosi. Kouran Mori tak ingin Kurei memahami apa yang disebut dengan kasih, cinta, budi, dan sisi positif manusia lainnya. Dengan demikian, maka Kurei dapat menjalankan segala perintah-perintah tak manusiawinya tanpa berani membangkang. Bahkan, demi membentuk karakter jahat pada Kurei, Kouran Mori sengaja mengasingkan Tsukino di sebuah kediaman terpencil, agar Kurei tak dapat memeroleh kasih dari ibunya.
Akan tetapi, bagaimana pun Kouran Mori mengekang hidup Kurei, Kurei tetaplah manusia yang memiliki sisi buruk dan baik layaknya manusia pada umumnya. Ketika Kurei beranjak remaja, ia jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Kurenai. Mengetahui hal tersebut, Kouran Mori pun sengaja membunuh Kurenai secara sadis di depan mata Kurei. Hal itu pun menyebabkan trauma, frustrasi, serta luka hati yang amat menyakitkan untuk Kurei. Kurei sangat membenci Kouran Mori. Namun karena Kurei tak ingin lagi melihat Tsukino, ibu terkasihnya yang saat itu masih diasingkan (disandera) oleh Kouran Mori terbunuh lagi seperti Kurenai, maka ia memutuskan untuk mematuhi perintah Kouran Mori.
Kurei tak tahu semua penderitaan batinnya akan berlangsung sampai kapan. Yang jelas, seperti apa yang diharapkan Kouran Mori selama ini, dengan matinya sang kekasih, Kurei tak percaya lagi adanya kasih untuk dirinya. Ia memutuskan untuk menyembunyikan segala emosinya, dan menjadi pribadi yang tak berperasaan. Kurei tak ingin lagi siapa pun melihat sisi positif dari dirinya selain di hadapan Tsukino. Baginya, segala sisi positif yang ada dalam dirinya hanyalah aib yang kerap mendatangkan petaka untuknya. Di depannya hanya ada satu jalan hidup, yakni patuh pada Kouran Mori dengan melampiaskan segala kebencian pada orang lain, agar dapat melindungi Tsukino.
Setelah insiden matinya Kurenai, dengan segala beban batin yang ada pada dirinya, Kurei pun diminta Kouran Mori untuk memimpin sebuah organisasi besar Uruha. Uruha merupakan sebuah organisasi pembunuh yang memiliki jumlah anggota yang sangat banyak. Dan dengan berbekal kemampuan istimewa yang mampu menciptakan dan mengendalikan api, Kurei pun disegani oleh para anggota Uruha.
Sama halnya seperti ketua klan Hokage pada masa-masa sebelumnya, meskipun Kurei tak terpilih sebagai generasi pengganti ketua Hokage, namun Kurei juga memiliki kekuatan api yang memiliki wujud. Wujud utama dari api ungu yang dimiliki Kurei adalah seekor phoenix. Dengan wujud asli api yang tak pernah Kurei tunjukkan kepada orang lain itulah, ia memiliki kemampuan untuk menyerap jiwa seseorang yang telah tiada untuk dibangkitkan kembali menjadi wujud api miliknya yang baru.
Pertama kali Kurei menggunakan kemampuan istimewa apinya adalah ketika Kouran Mori membunuh Kurenai. Karena tak ikhlas dengan kepergian Kurenai, dengan wujud api phoenixnya, Kurei pun menyerap jiwa Kurenai ka dalam dirinya, dan menjadikan Kurenai sebagai wujud api malaikat wanita cantik. Kemampuan itu kembali dipergunakan keduakalinya terhadap jiwa Jisho, seorang anggota setia Uruha yang gugur pada sebuah kompetisi membunuh ilegal (Ura Buttou Satsujin).
Lewat percakapan antara roh Oka dan Recca diungkap pula, sesungguhnya Kurei-lah yang merupakan pewaris sejati klan Hokage. Dan sebaliknya Recca-lah yang merupakan anak terkutuk dari segala peristiwa hancurnya Hokage.
Kendati disebut tokoh antagonis, namun sesungguhnya Kurei juga tak dapat dikatakan jahat sepenuhnya. Motif di balik segala kekejaman Kurei tak lain ialah dendam terhadap kelahiran Recca yang dirasa telah menghancurkan harapannya bersama sang ibu kandung, Reina, dan juga desakan dari Kouran Mori.
Pada bagian akhir cerita, dibantu oleh Joker, salah seorang anggota setia Uruha, akhirnya Tsukino berhasil diselamatkan dari cengkraman Kouran Mori. Dengan telah selamatnya Tsukino, maka Kurei tak perlu lagi mematuhi perintah Kouran Mori. Setelah sekian tahun dikekang, akhirnya ia telah bebas menentukan jalan hidupnya sendiri.
Langkah pertama yang diambil Kurei tak lain ialah melawan Kouran Mori. Kurei tak ingin lagi melihat Kouran Mori berbuat lebih banyak. Bersama beberapa pengikut setianya, dan juga tim Hokage baru yang pada saat itu dipimpin oleh Recca, Kurei pun menerobos masuk ke sarang musuh, dan membantu Recca melawan Kouran Mori yang pada saat itu telah berhasil memeroleh kekuatan terbesar dari senjata sakti terlarang (Madougu Tendo Jigoku) klan Hokage.
Setelah semua konflik dengan Kouran Mori berakhir, akhirnya Kurei pun telah berdamai dengan Recca. Dengan Jikuryuri, Kurei kemudian kembali ke masa lalu untuk membalaskan dendam ayahnya terhadap Oda Nobunaga, ditemani Kauru Kogane, seorang teman Recca yang selalu yakin bahwa sesunggunya di balik segala sikap dingin yang ditunjukkan Kurei, sesungguhnya Kurei adalah sosok yang memiliki sisi lembut. Dan memang itulah kenyataan yang ada.
***
10/2010
Referensi: manga “Flame of Recca” dan Wikipedia bahasa Inggris