Raito tak berdiam diri saja. Ia pun meminta Remu (sesosok dewa kematian yang selalu mendampingi Misa) menyerahkan death note milik Misa kepada orang lain, dan meminta orang tersebut mewakili dirinya terus melakukan teror membunuh para tersangka. Sementara Raito sendiri mengubur death notenya di dalam sebuah hutan terpencil, dan mendatangi L untuk meminta L mengurung dan mengawasinya beberapa hari. Raito pura-pura mengatakan, kini ia juga mulai curiga bahwa Kira adalah dirinya. Ia takut, ia memiliki kepribadian lain yang tak disadarinya. Oleh karena itu, ia berharap, L bersedia membantu mengurung dan mengawasi dirinya. L setuju. Raito pun dikurung dalam sebuah ruangan. Dan L berjanji, ia tak akan mencurigai Raito lagi, bila ternyata saat Raito tengah dikurung, pembunuhan masih terus berlanjut.
Setelah belasan hari Raito dikurung, ternyata pembunuhan masih terus berlangsung (dilakukan oleh Kira ketiga yang dicarikan oleh Remu tanpa sepengetahuan siapa pun). L benar-benar tak berdaya dan melepaskan Raito dari kurungan serta segala tuduhan. L mengaku ia senang bahwa ternyata putra dari kepala investigasi yang terhormat, Yagami Soichiro bukan seorang Kira. Akan tetapi, berarti kini L harus memulai penyelidikan dari nol lagi.
Dibantu oleh Raito dan tim lainnya, dengan mudah akhirnya Kira ketiga pun tertangkap oleh L, beserta barang bukti sebuah death note, dan juga kenyataan yang sulit dipercaya, yakni siapa pun yang telah menyentuh death note, akan dapat melihat shinigami (dewa kematian). L tak menyangka bahwa Kira yang tertangkap olehnya hanyalah Kira palsu. Ia mengira ia telah berhasil menangkap Kira yang selama ini diincarnya. Padahal, inilah babak baru yang telah menempatkan Raito di atas angin. Raito dan Misa telah terlepas dari segala tuduhan. Dan untuk selanjutnya mereka tinggal mencari kesempatan untuk membunuh L.
Jelang akhir cerita, dengan sengaja meminta Misa membawakan death note yang disembunyikannya di hutan serta melibatkannya dalam bahaya, Raito pun mengancam dan memperalat Remu untuk membunuh L dan Watari (orang kepercayaan L). Remu tak memiliki opsi lain. Ia pun membunuh L dan Watari sesuai apa yang Raito inginkan. Padahal, shinigami tak boleh sembarangan membunuh seseorang, sebelum waktu kematian orang tersebut tiba. Dan Remu pun berubah menjadi pasir, setelah membunuh L dan Watari.
Dengan matinya L, Raito sang Kira pun semakin menggila. Ia menuliskan nama ayahnya sendiri dalam death note yang dibawakan Misa, agar dapat memeroleh kembali death note yang satunya lagi yang tengah dijadikan barang bukti tim investigasi. Misa sempat tak setuju. Namun Raito menjelaskan, untuk menciptakan dunia baru, butuh pengorbanan besar.
Malam harinya, Yagami Soichiro mendatangi putranya. Karena yakin sebentar lagi sang ayah akan mati, Raito pun terang-terangan mengaku kepada ayahnya bahwa selama ini ia adalah Kira. Namun di luar perkiraan, bukan saja Soichiro tak mati pada waktu yang telah ditentukan Raito, tapi ternyata L muncul lagi! Raito sungguh tak paham, mengapa L masih hidup.
L pun menjelaskan, sebelum Remu menuliskan namanya, ia telah menuliskan nama aslinya sendiri--L Lawliet--pada death note yang ada pada tim investigasi. Ia menuliskan dirinya akan mati dengan tenang pada 23 hari ke depan. Dan berdasarkan peraturan yang ada pada death note, seseorang yang terlebih dahulu namanya telah tercantum pada death note, tak akan berpengaruh lagi bila dicantumkan untuk yang kedua kalinya. Dan hanyalah perintah pertama yang akan berlaku.
L melakukan semua itu karena ia tahu cepat lambat Raito pasti mampu membunuhnya. Dan agar ia tak mati sia-sia, maka ia pun terlebih dahulu mencantumkan nama sendiri pada death note. Ia yakin, waktu 23 hari telah cukup untuk mengungkapkan rahasia besar Kira.
Sedangkan untuk yang Yagami Soichiro, saat death note tersebut masih berada pada Misa, L sudah menukarnya dengan yang palsu tanpa sepengetahuan Misa.
Akhirnya, 'pertarungan' pun dimenangkan oleh L. Malam itu, Raito meninggal di tangan Ryuku, shinigami yang mendampingi dirinya. 23 hari kemudian, L meninggal dengan tenang di dalam markas besarnya.
Soichiro hanya dapat menjelaskan kepada publik, putranya meninggal akibat perbuatan Kira. Soichiro sadar, kendati Raito bersalah, namun sesungguhnya Raito melakukan semua itu tak lain karena berharap ia dapat menciptakan dunia yang lebih baik.
Lea W, 2011
Setelah belasan hari Raito dikurung, ternyata pembunuhan masih terus berlangsung (dilakukan oleh Kira ketiga yang dicarikan oleh Remu tanpa sepengetahuan siapa pun). L benar-benar tak berdaya dan melepaskan Raito dari kurungan serta segala tuduhan. L mengaku ia senang bahwa ternyata putra dari kepala investigasi yang terhormat, Yagami Soichiro bukan seorang Kira. Akan tetapi, berarti kini L harus memulai penyelidikan dari nol lagi.
Dibantu oleh Raito dan tim lainnya, dengan mudah akhirnya Kira ketiga pun tertangkap oleh L, beserta barang bukti sebuah death note, dan juga kenyataan yang sulit dipercaya, yakni siapa pun yang telah menyentuh death note, akan dapat melihat shinigami (dewa kematian). L tak menyangka bahwa Kira yang tertangkap olehnya hanyalah Kira palsu. Ia mengira ia telah berhasil menangkap Kira yang selama ini diincarnya. Padahal, inilah babak baru yang telah menempatkan Raito di atas angin. Raito dan Misa telah terlepas dari segala tuduhan. Dan untuk selanjutnya mereka tinggal mencari kesempatan untuk membunuh L.
Jelang akhir cerita, dengan sengaja meminta Misa membawakan death note yang disembunyikannya di hutan serta melibatkannya dalam bahaya, Raito pun mengancam dan memperalat Remu untuk membunuh L dan Watari (orang kepercayaan L). Remu tak memiliki opsi lain. Ia pun membunuh L dan Watari sesuai apa yang Raito inginkan. Padahal, shinigami tak boleh sembarangan membunuh seseorang, sebelum waktu kematian orang tersebut tiba. Dan Remu pun berubah menjadi pasir, setelah membunuh L dan Watari.
Dengan matinya L, Raito sang Kira pun semakin menggila. Ia menuliskan nama ayahnya sendiri dalam death note yang dibawakan Misa, agar dapat memeroleh kembali death note yang satunya lagi yang tengah dijadikan barang bukti tim investigasi. Misa sempat tak setuju. Namun Raito menjelaskan, untuk menciptakan dunia baru, butuh pengorbanan besar.
Malam harinya, Yagami Soichiro mendatangi putranya. Karena yakin sebentar lagi sang ayah akan mati, Raito pun terang-terangan mengaku kepada ayahnya bahwa selama ini ia adalah Kira. Namun di luar perkiraan, bukan saja Soichiro tak mati pada waktu yang telah ditentukan Raito, tapi ternyata L muncul lagi! Raito sungguh tak paham, mengapa L masih hidup.
L pun menjelaskan, sebelum Remu menuliskan namanya, ia telah menuliskan nama aslinya sendiri--L Lawliet--pada death note yang ada pada tim investigasi. Ia menuliskan dirinya akan mati dengan tenang pada 23 hari ke depan. Dan berdasarkan peraturan yang ada pada death note, seseorang yang terlebih dahulu namanya telah tercantum pada death note, tak akan berpengaruh lagi bila dicantumkan untuk yang kedua kalinya. Dan hanyalah perintah pertama yang akan berlaku.
L melakukan semua itu karena ia tahu cepat lambat Raito pasti mampu membunuhnya. Dan agar ia tak mati sia-sia, maka ia pun terlebih dahulu mencantumkan nama sendiri pada death note. Ia yakin, waktu 23 hari telah cukup untuk mengungkapkan rahasia besar Kira.
Sedangkan untuk yang Yagami Soichiro, saat death note tersebut masih berada pada Misa, L sudah menukarnya dengan yang palsu tanpa sepengetahuan Misa.
Akhirnya, 'pertarungan' pun dimenangkan oleh L. Malam itu, Raito meninggal di tangan Ryuku, shinigami yang mendampingi dirinya. 23 hari kemudian, L meninggal dengan tenang di dalam markas besarnya.
Soichiro hanya dapat menjelaskan kepada publik, putranya meninggal akibat perbuatan Kira. Soichiro sadar, kendati Raito bersalah, namun sesungguhnya Raito melakukan semua itu tak lain karena berharap ia dapat menciptakan dunia yang lebih baik.
Lea W, 2011