Oleh: Liven R
Sobat muda, apa sesungguhnya definisi ‘sahabat’ menurut Anda? Ketika pertanyaan ini muncul, penulis yakin kita semua seolah diajak mengikuti permainan jajak pendapat. Tentu ada beragam jawaban yang diberikan untuk mengartikan sebuah kata ‘sahabat’.
Untuk penulis pribadi, definisi sahabat adalah seorang yang berteman dengan tulus tanpa mengharapkan keuntungan, mendukung dan menganjurkan kita berbuat baik, serta menguatkan kita di kala kita dalam kesulitan--a friend in need is a friend indeed.
Makna ‘sahabat’ pada dasarnya berada setingkat di atas makna ‘teman’. Seorang yang baru kita kenal, dapat langsung kita beri gelar ‘teman’, namun untuk dikatakan sebagai sahabat, haruslah melalui proses pengenalan, pemahaman, dan ada kalanya juga dibutuhkan pengorbanan yang tak sedikit. Itulah sebab mengapa ‘sahabat’ dikatakan setingkat di atas ‘teman’.
Peran Sahabat
Sobat muda, kita tahu masa pubertas adalah masa pencarian jati diri bagi seorang remaja. Pada masa tersebut, segala informasi (baik atau pun buruk) akan diserap oleh remaja untuk kemudian dilakukan uji coba untuk menjawab rasa ingin tahunya. Sering karena kurangnya pemahaman dan bimbingan yang tepat, seorang remaja akan mencoba hal-hal yang tak semestinya dan akhirnya terjerumus kepada tindakan negatif.
Karena malu, seorang remaja enggan menceritakan masalah apa yang tengah dihadapinya kepada orangtua. Dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh dari teman-temannya dan bermodal nekat, segala masalah berusaha diatasi sendiri yang tak jarang berujung semakin runyamnya permasalahan. Selain itu, pergaulan yang salah juga berisiko menjerumuskan remaja kepada narkoba dan seks bebas.
Mengingat segala fenomena negatif yang sewaktu-waktu dapat menjerumuskan, remaja mutlak memerlukan figur sahabat sesungguhnya yang mampu mengarahkan dan mendorong remaja ke arah kebaikan. Lantas di mana sosok sahabat yang sesungguhnya dapat ditemukan?
Dewasa ini, sosok seorang sahabat amatlah sulit ditemukan. Sering kita mendengar seseorang tega mencelakakan orang lain yang telah lama dikenalnya sekalipun, demi memperebutkan harta, kekasih, atau pun kekuasaan.
Dalam hal ini, rumus homo homini lupus pun berlaku. Ya, manusia merupakan serigala bagi manusia lain. Jika sudah demikian, lantas siapa lagi yang dapat kita percayai sebagai sahabat?
Mari bertanya pada diri sendiri, siapakah yang selama ini selalu memberi perhatian kepada kita tanpa mengenal lelah? Siapakah yang selalu mendoakan yang terbaik bagi kita tanpa pamrih? Siapa lagi kalau bukan ibu? Ya, ibulah sosok sahabat sejati kita! Jika kita mau, sesungguhnya kita tak perlu jauh-jauh mencari sosok seorang sahabat, karena kita telah dapat menemukannya dalam diri ibu kita masing-masing.
Dalam segala kondisi, seorang ibu selalu berusaha melindungi dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dan, yang pasti seorang ibu tak akan pernah menjerumuskan anaknya sendiri. Oleh alasan di atas, ibu tentunya sangat layak kita jadikan sebagai sahabat dan tempat mencurahkan segala isi hati kita.
Ibu sebagai Sahabat
Sobat muda, peliharalah selalu kedekatan dengan ibu. Perbedaan usia bukanlah penghalang untuk menceritakan hal apa saja kepada ibu, semisal hal menarik apa yang baru Anda lihat di Facebook atau pun di internet. Apabila menemukan informasi yang janggal, tanyakanlah kepada ibu: benarkah demikian?
Perbedaan status antara ibu dan anak juga bukan alasan untuk tidak berbincang tentang siapa saja yang baru Anda kenal hari ini. Ceritakanlah selalu kepada ibu kejadian lucu apa yang telah Anda alami barusan; sikap seperti apa yang telah membuat Anda marah dan kesal, atau kejadian apa yang telah membuat Anda kecewa.
Di lain waktu, Anda bisa juga menceritakan kepada ibu tentang impian apa saja yang tengah Anda kejar, semisal: jika aku punya uang, aku akan membeli pesawat terbang, dan kita sekeluarga berwisata ke Hollywood dengan pesawat pribadiku (hahaha...).
Sobat muda, percayalah! Kalaupun ibu tak dapat membantu Anda mewujudkan impian Anda dengan kedua tangannya, beliau akan mendoakan segala impian positif Anda agar menjadi kenyataan.
Namun, jika ibu berkata: jangan, Nak! Jika punya uang, mari kita bantu mereka yang membutuhkan! Nah, kita wajib mempertimbangkan kembali pendapat ibu. Segala sesuatu yang dinasehatkan oleh ibu, tentu ada makna positifnya, sebab ibu adalah orang yang telah berpengalaman hidup dan tahu mana yang terbaik.
Sobat muda, meski sulit, tak dapat dipungkiri di dunia ini juga terdapat orang-orang yang layak di sebut ‘sahabat’, selain ibu. Namun, bagi Anda yang masih memiliki ibu, sudah sepantasnya bersyukur, karena ibu adalah seorang sahabat sejati yang telah dikaruniakan oleh Tuhan untuk Anda semenjak Anda lahir. Tak ada manusia lain di muka Bumi ini yang lebih mencintai diri kita (bahkan melebihi cintanya pada diri sendiri) selain ibu. Untuk itu, jangan mendukakan hati ibu dengan tindakan-tindakan kita.
Dengan memercayakan dan berbagi segala apa yang kita pikirkan dan rasakan kepada ibu, percayalah kita akan mendapatkan solusi terbaik bagi pemecahan masalah kita. Dan, diharapkan kita tak butuh tempat pelarian negatif bagi terselesainya masalah kita.
Sobat muda, jika kita tak dapat memercayai ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita, apakah kita masih dapat memercayai orang lain? Sekali lagi, mari jadikan ibu sebagai sahabat!
***
Selamat Hari Ibu (22 Desember)! Semoga Tuhan menganugerahkan kesehatan yang baik dan kebahagiaan bagi semua ibu yang telah memberikan kasih sejatinya di dunia ini!