Monday, July 4, 2022

Bermain Final Fantasy VII Remake di Ponsel Android


Sejak pertama diumumkan kalau Final Fantasy VII (FFVII) akan digarap ulang di tahun 2015, game satu ini sudah amat mengundang perhatian, sebelum akhirnya game hasil penggarapan ulang tersebut benar-benar dirilis di 2020, dengan judul resmi Final Fantasy VII Remake (FFVIIR). Akan tetapi, game tersebut normalnya hanya dapat berjalan pada konsol PS4, PS5, dan juga PC, dengan harga jual yang lumayan tinggi. Salah satunya ialah versi PC Intergrade yang menembus 1.1 juta rupiah lebih!

Tetapi, melalui postingan kali ini kita akan mempelajari cara untuk memainkan FFVIIR secara mobile, dengan OS Android. Namun, perlu digarisbawahi, metode yang bakal kita terapkan kali ini bisa dikatakan tidak gratis. Kita memang tidak harus membayar mahal untuk sebuah konsol atau PC berspesifikasi tinggi, tetapi--untuk kenyamanan selama permainan--akan diperlukan biaya-biaya lainnya. Dan langsung kita praktikkan jika kamu setuju dan bersedia untuk tidak mengeluh!

1. Buka Play Store dan instal Chikii. Jika tidak ditemukan, silakan cari di Google dengan keyword "chikii apk". Pastikan setting ponsel sudah mendukung penginstalasian apk dari sumber lain, jika yang kamu instal bukan yang bersumber dari Play Store.

2. Setelah Chikii terinstal, lakukan login dengan FB, isi data yang diminta, seperti nama, tgl lahir, dan gender. Untuk mendapatkan bonus ekstra, masukkan kode invite 1YOZE.

3. Chikii sudah berhasil dijalankan. Kamu bisa langsung menemukan game FFVIIR dengan mencarinya pada mesin telusur di bagian atas Chikii, dengan keyword "final fantasy".


Dengan ditemukannya game FFVIIR, kamu sudah bisa memainkannya dengan tap tombol MAIN. Namun, seperti yang dijelaskan di awal, ini tidak gratis dan sebaiknya kamu menuntaskan membaca postingan ini agar mengerti cara kerja Chikii.

Sistem kerja Chikii sama seperti rental game, di mana kita akan dikenakan tarif 2 koin / menit. Koin sendiri bisa didapatkan secara gratis apabila kita rutin checkin di Chikii, menyelesaikan misi yang disediakan, atau menonton iklan. Namun, jika kamu ingin bermain secara nyaman tanpa galau kehabisan koin, kamu bisa melakukan topup minimum 0.99 USD (15 ribu rupiah) untuk 120 koin (1 jam permainan).

Selain itu, sama halnya seperti rental sungguhan yang tidak hanya melayani kamu seorang, terlebih Chikii melayani pengguna secara internasional, di setiap akan memasuki permainan kamu harus mengambil antrean. Semakin populer sebuah game, semakin panjang antreannya. Terkadang itu bisa menembus angka 999+ yang berarti mustahil untuk mendapatkan giliran. Dan solusi untuk mempersingkat antrean ialah:

1. Menggunakan tiket percepatan yang bisa kamu dapatkan di setiap melakukan topup koin. Misalkan antrean angka 999+, bakal menjadi 20-30an. Kurang lebih 5 - 15 menit untuk mendapatkan giliran. Sayangnya, tiket percepatan jumlahnya terbatas dan tidak dapat secara khusus dibeli, selain sebagai hadiah topup (bonus 1 tiket untuk setiap 120 koin).

2. Solusi kedua yang lebih efisien, jadilah member VIP, maka kamu bakal mendapatkan angka 2 - 14. Kurang lebih 0 - 5 menit untuk mendapatkan giliran. Member VIP sendiri normalnya dibanderol 20.99 USD / Minggu. Namun, biasanya akan ada tawaran khusus dengan harga 2.99 USD / Minggu, atau sekitar 45 ribu rupiah.

Menjadi member VIP layak dipertimbangkan. Selain efektif dalam mempersingkat antrean, member VIP biasanya mendapatkan bonus lebih banyak, dan juga jumlah topup koin yang berlipat ganda. Dengan 0.99 USD, member VIP bisa mendapatkan 240 koin (tergantung promo yang berlaku). Member VIP juga memungkinkan kita save permainan secara online, menjalankan visual secara HD.

Kamu mungkin membayangkan kalau bermain FFVIIR melalui Chikii bakalan memakan biaya mahal serta ribet. Kenyataannya tidak. Selama kamu berlangganan VIP, akan ada banyak cara yang memungkinkanmu untuk mendapatkan koin gratis.

Sebagai contoh, saya telah memainkan FFVIIR selama 11 jam. Jika perhitungan kasarnya 1 jam = 15 ribu rupiah , maka 11 jam ialah 165 ribu rupiah. Namun, sejauh ini biaya yang saya keluarkan--entah untuk topup maupun langganan VIP--'hanya' sejumlah 150 ribu rupiah, dan saya masih memiliki simpanan 1560 koin untuk 13 jam durasi permainan. Singkatnya, dengan 150 ribu rupiah, saya telah memiliki jatah main 24 jam, dan berarti 1 jam hanya membutuhkan 6.250 rupiah. Tidak hanya itu, selama sisa waktu 13 jam yang ada, kemungkinan saya masih akan dapat mengumpulkan koin gratis lainnya. 

Selain FFVIIR, Chikii juga memungkinkan kita untuk memainkan beragam game PC lainnya. Berbeda dari emulator yang masih memiliki banyak bugs grafis, Chikii berjalan sangat lancar di bawah koneksi internet yang stabil, di mana setiap permainan adalah diolah pada komputer tangguh milik Chikii yang berada di jarak jauh, sementara app Chikii pada perangkat mobile kita hanya berfungsi sebagai remote pengendali serta penerima citra layar. Dengan trik demikianlah, Chikii dapat berjalan sangat lancar, bahkan pada game bergrafis tinggi sekelas FFVIIR. Kamu wajib coba!


Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 11:47 PM

Monday, February 24, 2020

Review Speaker Bose Companion 2 Series III



Berbicara soal speaker untuk komputer, terdapat banyak pilihan dari berbagai merek hingga harga. Ada yang hanya ratusan ribu, ada pula yang jutaan rupiah! Apa bedanya? Ataukah sama saja?
Pada postingan kali ini, kita bakal mereview sebuah speaker yang telah penulis coba sendiri. Meskipun speaker ini bukan lagi model terbaru, setidaknya terdapat beberapa alasan unik mengapa speaker ini masih layak direview, semisal harganya yang tidak termasuk murah sehingga beberapa dari kita masih banyak pertimbangan untuk membelinya, brand yang sudah tidak asing serta tidak diragukan lagi, hingga rating tingginya di situs jual-beli Amazon.  Yup, sesuai judul, speaker yang bakal kita review ialah Bose Companion 2 Series III, keluaran 2013.
Packing dan Kelengkapan
Produk Bose Companion 2 Series III hanya terdiri dari dua satelit utama, speaker kiri dan kanan. Tidak ada woofer, subwoofer, ataupun yang lainnya. Meskipun demikian, penjelasan di paragraf ini tidaklah mewakili kualitas suara yang dihasilkan. Kita akan membahasnya lebih lanjut nanti.
Untuk packing Bose Companion 2 Series III, hanya berupa kardus yang mencetak gambar produk, dominan putih. Tetapi, di bagian dalamnya terlihat sangat aman, di mana di setiap sudut blister pembungkus satelit speaker diberi sekat sehingga tidak takut terbentur.
Dalam paket pembelian, telah disediakan berbagai kabel yang dibutuhkan, dan juga berbagai model konektor colokan pada dinding, sehingga begitu beli kita sudah bisa langsung mengoperasikan Bose Companion 2 Series III. Perlengkapan kabel sangat lengkap dalam satu kotak kecil. Hal ini berimbang dengan produk yang dibanderol tinggi, sekitar 2.3 juta bila order dari official store Bose Indonesia, atau 3 juta untuk toko fisik.
Dari perusaan Bose juga memberikan jaminan garansi 1 tahun. Tetapi, karena penulis membeli Bose Companion 2 Series III secara online, agak ragu juga dengan proses klaim garansi. Apalagi agen Bose tidak ada di semua kota. Tetapi, berdasarkan pengalaman menggunakan produk Bose pada perangkat multimedia di ruang keluarga, merek satu ini umumnya bandel, bisa bertahan hingga belasan tahun atau mungkin puluhan tahun, tanpa sedikitpun kendala. Jadi, ada atau tidaknya garansi semestinya tidak menjadi pertimbangan utama untuk membeli produk ini.
Desain dan Fitur



Sebagai produk elektronik keluaran 2013, Bose Companion 2 Series III tidak bisa dikatakan memiliki desain yang modern. Speaker ini masih mengusung desain klasik di mana kabel-kabel masih menjadi alat penghubung antara kedua satelit utama speaker, kemudian juga komputer atau laptop. Tidak ada koneksi bluetooth, tidak ada slot micro SD ataupun flashdisk, dan apalagi remote control. Speaker ini masih benar-benar mengusung desain klasik, di mana pengaturan volumenya juga masih mengandalkan tombol putar, bukan seperti saudara-saudara generasi penerusnya yang telah menggunakan panel sentuh. Positifnya, tombol putar kelihatannya masih jauh lebih kokoh dibanding panel sentuh.
Desain klasik dari Bose Companion 2 Series III mungkin tidak cocok dengan kaum yang lebih mengutamakan modernisasi, kaum yang lebih mementingkan gaya dan fitur-fitur kekinian seperti bluetooth, remote control, atau bahkan FM Radio. Produk ini benar-benar hanyalah sebuah speaker standar. Tetapi, soal fitur bluetooth, hal tersebut bisa diakali dengan penambahan sebuah alat yang disebut “bluetooth audio receiver” seharga 10 ribuan, yang bisa dengan mudah ditemukan di berbagai online shop. Dan speaker yang awalnya tanpa berfitur bluetooth pun ‘tersihir’ menjadi speaker berfitur tersebut. Hitung-hitung, ini jauh lebih ekonomis dibanding bila Bose sendiri menanamkan fitur itu, maka harga jualnya mungkin bakal 3.5 juta ke atas!
Bose Companion 2 Series III juga tidak memiliki banyak tombol pengaturan seperti bass dan lain sebagainya, dan benar-benar hanya memiliki satu buah tombol putar tunggal yang tepat berada di atas sebuah slot audiojack untuk kepentingan headset, di bagian satelit kanan. Tombol putar ini juga  merangkap sebagai switch on/off, tidak ada lampu indikator, selain isyarat klik yang bisa terasa ketika volume diturunkan hingga kandas. Meskipun sederhana, tetapi ini menarik karena baik tombol putar dan slot audiojack berada di depan, sangat mudah diakses.



Bagian belakang dari satelit kanan memiliki slot untuk kabel penghubung ke satelit kiri, power DC, slot untuk kabel penghubung ke komputer, dan slot AUX yang bisa menghubungkan berbagai perangkat media termasuk ponsel. Antara slot komputer dan slot AUX kelihatannya merupakan slot dengan fungsi yang sama persis. Sementara pada satelit kiri benar-benar clear, selain sebuah kabel di bagian belakang untuk terhubung dengan satelit kanan.



Soal desain, hal yang benar-benar menjadi nilai plus dari Bose Companion 2 Series III ialah ukurannya yang compact, hanya 19x8x15 cm per satelit, tidak butuh space yang lebar, bahkan speaker ini juga tidak membutuhkan unit woofer yang umumnya sangat besar. Dan layaknya barang berkualitas lainnya, meskipun kedua satelit sangat kecil, secara bobot terasa berat dan padat. Total kedua satelit kira-kira ada 1.8 KG.



Bahan dari body Bose Companion 2 Series III juga terasa berkualitas, keras dan tidak mudah rusak. Sayangnya, bagian logo Bose hanya mengandalkan cetak, tidak terlalu jelas, berbeda dari sejumlah merek lain yang menggunakan plat timbul. Padahal, Bose merupakan merek kelas dunia, logonya harus lebih menonjol. Tapi, lagi-lagi karena ini Bose, jika logo ini dibuat sebagai plat timbul, jangan-jangan harga jualnya juga bakal meningkat entah berapa ratus ribu.
Kualitas Audio
Ini bagian yang paling menarik serta poin yang membuat Bose layak dihargai tinggi. Meskipun berukuran compact, tidak memiliki woofer, suara yang dihasilkan Bose Companion 2 Series III tidaklah kalah dari speaker besar yang bisa dibeli hanya dengan budget 300-an ribu. Lebih tepatnya, speaker 300-an ribu terlalu mustahil menyaingi kualitas audio dari ‘monster’ kecil milik Bose.
Dalam berbagai kesempatan penulis telah menjajal berbagai merek speaker komputer yang umumnya memiliki size yang lebih bongsor dengan adanya unit woofer yang berfungsi menghadirkan nada rendah atau bass. Kebanyakan, audio yang dihasilkan malah terdengar buram, tenggelam di antara bass yang terasa lebay, hingga suara yang pecah ketika berada di atas 70% volume. Pada Bose Companion 2 Series III yang tanpa dibekali woofer, bass yang dihasilkan ternyata malah sangat unggul dan terasa empuk.
Berbeda dari sejumlah speaker lain yang mengedepankan spesifikasi entah berapa watts, PMPO, dan berbagai istilah lainnya yang sebenarnya tidak dipahami pengguna awam selain berasumsi makin tingginya angka adalah makin baik, Bose malah tidak pernah mencantumkan semua itu pada varian speaker Companion, selain klaim bahwa teknologi TrueSpace yang dikembangkan mereka mampu untuk menghasilkan suara yang luas, nyata, detail, dan nyaman di setiap tingkat volume. Dan benar saja, membandingkan dengan speaker komputer lain, dalam menjalankan suatu lagu, akan membuat kita menyadari adanya detail-detail musik nada rendah yang terdengar sangat jelas melalui Bose Companion 2 Series III. Di speaker lain, terlalu banyak detail musik yang terkorupsi.
Sedikit kekurangan ialah dalam menjalankan lagu dengan audio yang terlalu low quality, volume Bose menjadi terasa kurang nyaring. Butuh sedikit meningkatkan volumenya. Bose Companion 2 Series III bukan tidak dapat menjalankan audio dengan keras, tetapi ada perbedaan kontras antara tingkat volume dari audio low quality dan high quality, sehingga ketika mendengarkan suatu playlist yang terdari dari audio berbeda kualitas, kita menjadi lebih sering menyetel tingkat volume.
Overall, Bose Companion 2 Series III lebih dari cukup untuk penikmat musik pada umumnya. Namun, mungkin itu tidaklah cukup bagi seorang yang bergerak di bidang pekerjaan yang berhubungan erat dengan musik, semisal penyanyi atau komposer. Harga 2.3 juta memang terasa mahal untuk sebuah speaker komputer. Tetapi, itu adalah sangat murah untuk menikmati kualitas audio dari teknologi yang dikembangkan Bose.



Foto: Amazon.com

Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 9:51 AM

Saturday, March 23, 2019

Cross Ange: Putri yang Kehilangan Mahkota



Berbicara tentang anime, pasti yang pertama timbul di benak kita ya itu-itu saja, seperti Naruto, One Piece, Dragon Ball, atau Inu-Yasha. Di luar itu, ratusan hingga ribuan judul anime mungkin jarang dikenal. Tidak heran kalau mempertimbangkan dari segi episode. Kecuali Inu-Yasha, ketiga judul lain yang tersebut di atas rata-rata ditayangkan sepanjang masa. Episodenya sangat banyak, sanggup menemani seseorang dari bayi hingga dewasa. Ya, mau tidak mau, saat kamu tidak mengenal ketiganya, pasti ada teman atau saudaramu yang membahasnya!
Tetapi, bukan berarti anime dengan sedikit episode itu kalah menarik. Seperti halnya anime dengan judul Cross Ange (dibaca: En Ji), 25 episode, yang baru-baru ini saya nonton, dan hingga artikel ini ditulis saya juga baru menontonnya hingga episode ke-8. Meskipun demikian, kesan dari alur yang ditawarkan cukup kuat dan menurut saya cukup berkualitas. Bagi kalian yang sudah pernah tahu anime ini, atau tahu-tahu sedikit dari bocoran gambar atau video di Google, mungkin banyak dari kalian yang mulai berpikir melenceng ke arah ‘sana’. Ya, tentang tontonan yang sudah pasti enggak bakal tayang di Indonesia, tentang visual-visual yang memang sangat dianti bagi sebagian orang. Tetapi, saya di sini, menulis artikel ini, dengan pandangan sebagai seorang pelaku kreatif dalam menciptakan sebuah ide cerita, penokohan, dan juga alur. Artikel ini murni mengupas dari segi cerita. Oke?!

Terbayang tidak, bagaimana ketika kita sangat membenci sebuah makhluk, menghina dan menganggap makhluk itu kotor, misalkan saja kecoa yang sering bersembunyi di WC, hitam, jelek, bau, dan tiba-tiba suatu hari kita menjadi makhluk itu, dan harus hidup dengan cara makhluk itu?! Inilah yang terjadi kepada Angelise, seorang putri cantik dari sebuah kerajaan yang gaya berbusananya kerap menjadi sebuah tren, dan diidolakan oleh seluruh masyarakat. Tunggu! Angelise bukan menjadi kecoa ya...?! Kecoa hanya sebuah  perumpamaan.
To the point, di dunia Angelise, di mana ayahnya memimpin, terdapat dua golongan manusia, yaitu manusia Mana yang menguasai sihir, dan manusia Norma yang tidak menguasai sihir, dianggap sampah, berbahaya, anti sosial, dan umumnya ketika seseorang diketahui sebagai seorang Norma maka akan langsung dikarantina, untuk kemudian dibunuh atau dijadikan prajurit di sebuah pulau terpencil. Para manusia Mana tidak segan ‘membuang’ seorang Norma, termasuk sang putri yang sama sekali tidak berbelas kasih terhadap seorang bayi yang diketahui terlahir sebagai Norma, di suatu perjalanan pulang menuju istana.
“Lahirlah lagi seorang anak lain,  anak sungguhan, bukan Norma,” inilah kalimat yang sempat diucapkan Angelise di tengah pecahnya tangis sesosok bayi dan sang ibu bayi. Ya, ‘anak sungguhan’, mengandung arti bahwa Norma bukanlah anak, bukanlah manusia.

Tragisnya, di balik semua ketegasan Angelise dalam menyingkirkan Norma, baru terkuak bahwa ternyata Angelise sendiri juga terlahir sebagai Norma, pas ketika usianya mencapai 16 tahun, di mana ia harus hadir di publik, dibabtis sebagai putri mahkota, dan membuktikan kepada rakyatnya kalau dirinya murni merupakan seorang manusia Mana. Berbagai teknologi untuk memalsukan hasil pembuktian yang juga menggunakan teknologi canggih sebenarnya telah dipersiapkan oleh kedua orangtua Angelise yang menyembunyikan kenyataan itu. Sayangnya, momen tersebut ternyata telah ditunggu-tunggu oleh abang Angelise untuk melancarkan kudeta, yang kemudian menggagalkan pemalsuan hasil pembuktian.
Kerusuhan pun terjadi di mana orang-orang sibuk meringkus sang putri. Insiden itu pun merenggut nyawa sang ratu (mama Angelise), serta mengakhiri kerajaan mereka di bawah aksi kudeta sang abang. Tidak mendapatkan perlakuan khusus, Angelise juga dikirim ke pulau terpencil di mana para Norma dipaksa menjadi prajurit yang berperang melawan naga-naga raksasa. Segala kenaan/perhiasaan atribut bangsawan pun ditanggalkan, termasuk nama Angelise yang diganti menjadi Ange.

Ange atau Angelise yang selama ini hidup dalam kemewahan sangat sulit menerima kenyataan itu, dan tetap merasa dirinya adalah seorang Mana terhormat yang tidak sepantasnya hidup berbaur dengan para Norma yang terhina. Sayangnya, Angelise tidak dapat membuktikan hal itu, dan ia juga tidak memiliki kemampuan sihir layaknya manusia Mana lainnya. Selama ini ia mengira kalau itu hanya masalah waktu hingga kemampuan itu ada pada dirinya. Nyatanya, sedari kecil kedua orangtuanya telah menyiapkan seorang pelayan yang selalu mewakilinya menggunakan sihir dalam berbagai kepentingan melindungi diri, sehingga tidak pernah ada yang menyadari sang putri tidak pernah sekali pun menunjukkan sihirnya. Semua hanya berpikir sang putri tidak perlu melakukan hal itu sendiri selama didampingi pelayannya.
Kehidupan Ange berubah total. Ia tidak dapat akur dengan siapa pun, dan mendapat banyak musuh yang benci dengan sikapnya yang dianggap sok lembut. Kalaupun ada pula beberapa Norma yang demikian terkesan dengan seorang putri yang cantik dan mencoba akrab, Ange tetap tertutup untuk menerima Norma. Ia tetap merasa ia adalah Mana, dan kenyataannya ia memang dibesarkan dengan cara membesarkan seorang Mana. Kenakanlah pakaian bekas prajurit mati yang masih menempel bekas darah, atau jadilah seorang yang telanjang. Makanlah makanan seadanya, atau mati kelaparan. Di sana, Ange juga dipaksa untuk belajar mengendalikan sebuah robot mesin raksasa (semacam Gundam) yang akan digunakan dalam pertempuran melawan naga raksasa. Mengapa para Norma harus melakukan semua itu, perlahan Ange baru menyadari kalau di balik perdamaian yang tercipta dalam kehidupan para Mana, sesungguhnya itu berkat perjuangan para Norma yang menjaga area perbatasan antara manusia dan naga. Ada yang berjuang hingga kehilangan sebelah tangan, mata, atau bahkan mati tanpa jasad.



Ange adalah seorang mantan putri yang jelas mendapatkan pendidikan lebih baik dari yang lainnya. Ia terampil dan mudah menguasai cara mengoperasikan robot mesin raksasanya. Hanya saja, pada pertempuran perdananya mengendalikan benda itu di alam bebas, hal pertama yang dilakukan Ange justru mencoba kabur dan kembali ke kerajaannya. Akibat keegoisan itu, Ange merusak formasi dan strategi pertempuran, lantas menewaskan tiga anggota seperjuangannya termasuk sang kapten, dan ia sendiri juga mendapatkan luka parah di sekujur tubuh. Tidak hanya luka, Ange juga menjadi semakin dibenci, dan juga diharuskan bertanggung jawab membuatkan tiga buah kuburan untuk orang-orang yang telah dicelakainya.

Saat membuat kuburan itu, Ange lantas menyadari bahwa setiap Norma yang telah meninggal berhak menggunakan kembali nama kelahirannya di permukaan batu nisan. Bagaimana jika itu terjadi pada dirinya? Bukankah ia akan kembali bernama Angelise?!
Tidak memiliki jalan untuk kembali ke kehidupan yang sebelumnya, kehilangan kedua orang tua, Ange tiba-tiba berpikiran pendek untuk lekas mengakhiri hidupnya di pertempuran berikutnya. Seakan tidak peduli dengan keinginan gilanya, dan juga kejadian sebelumnya Ange memang sudah mengakibatkan kerusakan empat buah robot mesin raksasa, komandan dan para petinggi memutuskan untuk memberikan sebuah robot mesin raksasa rongsokan kepada Ange untuk pertempuran berikutnya. Detik-detik terakhir dari aksi bunuh diri Ange yang menerobos area naga raksasa begitu saja, rasa takut akan kematian menyergap, disertai terngiangnya pesan terakhir ratu yang meminta Angelise untuk tetap hidup. Siapa sangka, Ange ternyata sangat terampil mengendalikan robot itu melebihi siapa pun. Aksi menerobos area naga raksasa itu lantas diubah menjadi peluang besar untuk melancarkan serangan akhir!

Sedari awal antara Ange dan robot mesing rongsokan itu memang seakan memiliki ikatan khusus. Ange mungkin juga memiliki kemampuan tersembunyi lainnya, meskipun ia tidak dapat membuktikan dirinya sebagai seorang Mana. Bisa juga seperti apa yang diyakininya, hanya masalah waktu hingga ia menguasai sihir sebagai seorang Mana. Kalian harus menontonnya sendiri untuk menemukan jawaban
Cross Ange menjadi cerita yang penuh perjuangan bagi Ange, di antara aksi perundungan dari musuhnya, bagaimana ketika ia harus membuka diri menerima sahabat baru yang merupakan manusia Norma, hingga bagaimana ketika ia harus menyerahkan cintanya kepada seorang pria yang menyelamatkan hidupnya.

Overall, anime yang divisualkan  Sunrise ini sangat layak untuk ditonton. Bagi pencinta anime pasti tahu, studio Sunrise merupakan studio yang selalu menghadirkan anime-anime dengan grafis berkualitas atau di atas rata-rata. Cross Ange bahkan semestinya lebih menarik, seandainya tanpa dibumbui adegan-adegan yang otomatis menjadikan film ini tidak leluasa ditonton bareng keluarga di ruang tengah. Semoga saja ke depannya Cross Ange dapat digarap sebagai live action yang dapat ditonton bareng keluarga, tanpa pengkategorian umur.

Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 12:06 PM

Wednesday, August 15, 2018

Review Kabel Data Micro USB Remax Joy


Melalui pos kali ini, Art Dimension akan mereview sebuah barang kecil yang tergolong sangat murah. Meskipun di sini kita menyebutnya barang kecil, tetap saja barang satu ini akan menjadi amat penting untuk kita semua, dalam menunjang aktivitas mobilitas kita sehari-hari. Barang tersebut tak lain ialah kabel data!
Tidak terpungkiri, memilih kabel data memang perlu memperhatikan kualitas, mengingat barang tersebutlah yang berfungsi mengalirkan arus listrik untuk mengisi baterai pada gawai kita. Salah memilih kabel data, mungkin akan terjadi arus pendek, merusak komponen di dalam gawai, atau bahkan terbakar/meledak, dan membahayakan nyawa penggunanya. Dan sesuai dengan judul, kabel data yang akan Art Dimension review ialah Remax Joy, jenis Micro USB.
Seperti Apakah Remax Joy?
Remax sendiri sebenarnya merupakan brand khusus aksesori gawai asal Tiongkok yang memproduksi produk-produk mereka melalui pabrik di Hongkong, dan sudah cukup ternama. Dan khusus untuk produk kabel data Joy, di Indonesia Remax bekerja sama dengan JD.id untuk memasarkannya. Praktis, selain hanya ditempeli sebuah sticker logo Remax, kemasan Remax Joy terkesan lebih mempromosikan JD.id. Bahkan ketika Anda mencoba membeli Joy melalui webstore selain JD.id, kemasan Joy tetap saja mempromosikan JD.id. Tentu saja hal tersebut dikarenakan si penjual memang memasok barang tersebut dari JD.id.


Berapakah harga Remax Joy?
Remax Joy dibanderol dengan harga yang tergolong sangat terjangkau, yaitu 20 ribu rupiah, dengan pilihan warna hitam dan putih. Dalam momen tertentu, Joy juga dapat dibeli hanya dengan harga 5 ribu rupiah! Bayangkan saja, sebungkus sarapan pun sudah seharga 10 hingga 30 ribu rupiah, Joy hanya seharga 5 ribu rupiah! Dan pemesanan melalui JD.id adalah free ongkos kirim! Meskipun demikian, di sini kita tetap akan mereview Joy sebagai produk seharga 20 ribu rupiah, karena momen promosi Joy seharga 5 ribu rupiah adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi, apakah ke depannya masih ada atau tidak.
Apakah Remax Joy Berkualitas?
Meskipun Remax Joy hanya seharga 20 ribu rupiah, secara tercantum pada kemasan tersebut, Joy berani memberikan garansi selama 6 bulan, yang berarti setara dengan garansi resmi yang diberikan Samsung untuk produk-produk charger dan kabel data. Namun, karena ini hanya benda seharga 20 ribu rupiah yang kita beli secara online, rasanya tidak akan ada dari kita yang bersedia menghabiskan ongkos kirim balik benda rusak itu, untuk melakukan klaim garansi. Lagipula, tidak dijelaskan pula di mana lokasi yang tepat untuk klaim garansi.
Secara material yang digunakan ialah PVC. Remax mengklaim kalau Joy merupakan kabel yang sangat kuat dan tidak mudah patah. Bahan utama yang digunakan sebagai penghantar listrik ialah tembaga.

Apa Saja Fitur yang Ditawarkan Remax Joy?
Seperti kabel data pada umumnya, Remax Joy bisa digunakan untuk mengisi daya langsung dari dinding, maupun transfer file dengan PC. Daya output yang dimiliki 1.3A, yang sekaligus menjelaskan kalau Joy belum benar-benar support quick charger. Meskipun demikian, pada praktik langsung, tidak ada keluhan terkait kecepatan pengisian daya yang ditawarkan Joy. Untuk kepentingan transfer file dengan PC juga cukup stabil.

Seperti Apakah Remax Joy secara Fisik?
Dengan panjang 1 meter, tidak ada kesan premium pada fisik Remax Joy. Kabel ini sangat halus. Meskipun demikian, dapat terasa perbedaan kualitas lapisan luar yang dimiliki Joy dibandingkan kabel data lainnya. Pada lapisan luar yang dimiliki kabel Joy terasa lebih kuat, tidak mudah pecah, dan tetap elastis dengan permukaan berstruktur garis-garis lurus yang mengkilap. Pada bagian lapisan kepala dari male Micro USB yang akan terhubung dengan gawai terasa lebih compact dan dipastikan akan cocok dengan berbagai casing gawai.

Kesimpulan
Overall, dengan mempertimbangkan harga yang ditawarkan, Remax Joy bisa dikatakan memiliki kualitas di atas harga. Secara logika, jika bukan karena produk Joy dikhususkan untuk mempromosikan JD.id dan keduanya bekerja sama, adalah mustahil untuk mendapatkan sebuah kabel dengan kinerja akurat, hanya dengan anggaran 20 ribu rupiah, free ongkos kirim!
Terkait masalah halusnya kabel tersebut—dan meskipun terasa cukup kuat—bisa diantisipasi dengan ‘memumisasi’-nya dengan selotip agar bertambah tebal. Ya, penulis memang memiliki kebiasaan untuk ‘memumisasi’ setiap kabel data yang ada. Jadi jangan ragu untuk mencoba tip ini!

Bagi yang berminat membeli kabel ini—dan ini sama sekali bukan promosi berbayar—silakan langsung saja klik di sini.

Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 9:24 PM

Thursday, March 15, 2018

Tren Ponsel Model Notch hingga Pengertian Ponsel Berponi

Bisnis perponselan yang kerap berada pada kondisi persaingan ketat seakan menuntut setiap vendor untuk terus berinovasi, baik dari segi spesifikasi, software, hingga desain yang ditawarkan. Dan baru-baru ini, salah satu tren baru yang ditawarkan oleh sejumlah vendor ialah ponsel dengan desain layar FullView FHD, di mana ukuran layar tersebut akan terlihat lebih lebar dan memanjang hingga menyebar di seluruh bagian depan ponsel.

Karena inovasi FullView FHD pula, vendor juga menemukan sebuah masalah yang cukup serius, di mana ponsel menjadi kehilangan ruang untuk penempatan kamera depan dan juga sensor. Dan untuk mengatasi hal tersebut, para vendor pun akhirnya mengusung desain dengan istilah notch (takikan) pada bagian atas layar, guna menggunakan ruang pada notch tersebut untuk penempatan kamera beserta sensor. Lebih lanjut, oleh sebab bentuk notch yang berada di bagian atas tengah, di Indonesia kemudian muncul pula istilah ponsel ber-‘poni’ untuk sejumlah ponsel model notch. Dan berikut ialah beberapa tipe ponsel berponi:

iPhone X
Gambar: www.t-mobile.com
iPhone X diyakini sebagai pelopor dari ponsel berponi. Dan karena brand satu ini memang identik dengan pengguna kalangan atas, tak heran notch kemudian secara tidak langsung seakan standar desain dari tipe ponsel papan atas yang kemudian juga diusung sejumlah vendor lainnya.

Motofone F3
Gambar: www.amazon.com
Jika menyebut iPhone X sebagai pelopor notch bagi ponsel cerdas masa kini, tentu itu benar. Namun, sebelum kita semua mengenal apa itu ponsel cerdas, model notch sebenarnya sudah pernah diadopsi pada ponsel Motofone F3 lawas. Dan fungsi notch pada masa itu ternyata bukan untuk penempatan kamera maupun sensor, melainkan sebuah logo Motorola.

Vivo V9
Gambar: www.planetofmobile.com
Meskipun masih tergolong vendor pendatang baru, tak terpungkiri bahwa Vivo juga menjadi salah satu vendor yang kerap mengejar berbagai tren kekinian. Melalui Vivo V9, hadir pula ponsel model notch.

Oppo R15
Gambar: http://id.priceprice.com
Sebagai pesaing ketat dari Vivo, Oppo juga memasarkan sebuah ponsel berponi, melalui seri Oppo R15. Bedanya, jika dibandingkan dengan poni yang dimiliki Vivo V9, kelihatannya vendor yang merajai sektor kamera ini memiliki ukuran poni yang lebih lebar.

Huawei P20
Gambar: www.androidauthority.net
Tidak kalah dari Vivo dan Oppo, Huawei yang awalnya lebih dikenal sebagai vendor bagi produk-produk modem juga menghadirkan ponsel berponi pada tiga varian produknya, yaitu: Huawei P20; Huawei P20 Pro; Huawei P20 Lite.

Asus ZenFone 5Z
Gambar: www.pricebaba.com
Daftar ponsel dengan notch selanjutnya ialah datang dari vendor Asus, yaitu ZenFone 5Z yang memiliki cukup banyak variasi dari segi spesifikasi, mulai dari yang hanya dibekali RAM 4 GB hingga 8 GB, kemudian memori internal dari 64 GB hingga 256 GB.

LG G7
Gambar: www.phonearena.com
Berbeda dengan Samsung yang masih tetap pada pendirian untuk tidak mengikuti tren yang dipelopori saingannya, meskipun sama-sama merupakan vendor asal Korea Selatan, LG ternyata juga meluncurkan sebuah ponsel berponi yang siap disejajarkan dengan ponsel flagship di tahun 2018. Seri dengan notch tersebut tak lain ialah LG G7.

Selain sejumlah ponsel yang disebutkan di atas, masih terdapat pula sejumlah ponsel dengan poni, semisal Doogee V5, Noa N10, Leagoo S9, kemudian Ulefone T2 dan Ulefone X. Lantas, manakah ponsel berponi yang paling memikat hati Anda?!

Tak terpungkiri, meskipun sejumlah ponsel berponi adalah ponsel flagship. tetapi bukan berarti setiap ponsel flagship wajib tampil berponi. Pada intinya kemunculan poni pada ponsel sebenarnya merupakan wujud penolakan vendor terhadap suatu desain ponsel yang memiliki bezel tebal dan terkesan ketinggalan zaman, sementara itu mereka juga masih harus memperhitungkan ke mana akan diletakkannya kamera beserta sensor. Akan tetapi, cara alternatif terlihat ada pada Vivo Apex, di mana keberadaan dari kamera terletak pada sebuah baki tersembunyi yang ada pada bagian atas ponsel.
Gambar: www.androidpolice.com
Lagipula, secara pribadi menurut penulis konsep notch pada ponsel kurang begitu nyaman digunakan. Terlebih ketika kita sedang menonton film atau melihat-lihat foto, beberapa objek yang berada di pinggir akan terhalang oleh objek poni. Mungkin dengan pertimbangan serupa pula, berdasarkan rumor yang beredar, walau belum juga memiliki satu pun ponsel berponi, Samsung kelihatannya tengah mengembangkan teknologi yang memungkinkan suatu kamera beserta sensor yang terbenam di balik layar.
Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 12:08 PM

Tuesday, November 14, 2017

Cara Mengaktifkan Virtual Technology

Virtual Technology (VT) atau yang juga dikenal sebagai VTx merupakan sebuah fitur khusus yang hanya ada pada jenis-jenis komputer tertentu, di mana kegunaannya ialah membuat komputer tersebut bekerja seolah memiliki beberapa CPU—CPU fisik asli dan CPU virtual. Dengan demikian, kinerja pada komputer diyakini dapat meningkat hingga sepuluh kali lipat!

Manfaat dari virtual technology pun semakin terasa apabila Anda adalah seorang gamer yang hobi memainkan game HD, maupun game untuk Android yang mengandalkan suatu emulator. Game-game yang sebelumnya error, respons lambat, lag dan berbagai gangguan negatif lainnya, pun menjadi lebih lancar. Anda mungkin ingin bermain game sambil meng-convert video agar tidak membuang-buang waktu, membakar CD/DVD, maupun memutar musik, dengan adanya sejumlah CPU virtual yang bekerja secara paralel, komputer Anda akan bekerja lebih ringan dibanding apabila Anda hanya mengandalkan sebuah CPU fisik.

Namun, secara default beberapa komputer yang memiliki kemampuan VT justru dalam kondisi tidak mengaktifkan fitur tersebut. Melalui postingan kali ini, kita akan menjelaskan cara untuk mengaktifkan VT atau VTx.

Pertama, masuk ke dalam setting BIOS komputer Anda. Cara untuk masuk ke setting BIOS pada masing-masing komputer berbeda, namun umumnya adalah menekan tombol Delete atau F2 (salah satu) secara berulang kali ketika dalam proses booting (sebelum masuk ke layar Welcome). Apabila cara ini tidak bekerja pada komputer Anda, cobalah search di Google berdasarkan merek komputer/motherboard. Misalkan dengan keyword “cara masuk ke BIOS pada laptop Dell”, “cara masuk ke BIOS pada laptop Lenovo”, “cara masuk ke BIOS motherboard Acer”, atau “cara masuk ke BIOS pada laptop Toshiba”, dan senadanya. Cara alternatif selain search sendiri, Anda boleh langsung mengeceknya dari sini.

Setelah masuk ke BIOS, jangan salah mengubah apa pun, kecuali menu dengan bunyi “virtual”, baik itu “Virtualization Technology”,  “Intel Virtualization Technology”, “VTx”, “VTd” atau yang senadanya, dari Disabled menjadi Enabled. Untuk memberi Anda gambaran yang lebih jelas, perhatikan beberapa foto yang menunjukkan keberadaan menu tersebut pada beberapa jenis tampilan BIOS.







Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 10:18 PM

Cara Memainkan Need for Speed No Limits melalui PC

Kembali lagi Art Dimension akan membahas sebuah tutorial seputar salah satu game keren Android, yaitu Need for Speed No Limits! Sebelumnya, Art Dimension sudah pernah me-review-nya di sini, dan juga memuat sebuah tutorial lain di sini yang membahas cara meningkatkan kualitas grafis dari game ini yang kemudian menjadi salah sebuah postingan yang paling diminati oleh visitor website ini. Untuk kali ini, yang akan kita bahas ialah cara memainkan game ini melalui PC, atau komputer, laptop, dan apa pun sebutannya yang senada.
Adapun alasan untuk memainkan Need for Speed No Limits melalui PC tak lain ialah:
1.       Dapat melihat tampilan dalam ukuran layar yang lebih besar.
2.       Setiap objek menjadi lebih jelas dan lebih mudah menghindari tabrakan.
3.       Mendapatkan metode kemudi yang lebih baik dengan keyboard.
4.       Mendapatkan pengalaman bermain yang lebih baik dibanding melalui sejumlah gadget yang mungkin masih berspesifikasi rendah.
5.       Dapat memainkannya lebih lama tanpa takut gadget lowbat, gadget sudah panas bagai arang, dan lain sebagainya.
Berbicara tentang cara memainkan Need for Speed No Limits melalui PC, rasanya pasti kesal kalau sebelumnya kebanyakan konten yang ditemukan mesin pencari Google justru hanya berupa demo dari pengembang sejumlah emulator, lantas ketika kita mencobanya sendiri, ada saja yang terkendala di mana game ini mengalami force close, sebagian objek yang raib, kemudian PC yang mengalami error. Dan bagaimana sebenarnya cara yang tepat agar dapat memainkan Need for Speed No Limits melalui PC?!
Spesifikasi PC
Pertama, pastikan spesifikasi minimum PC Anda setidaknya adalah Windows 7, processor Core i5 atau yang setara, 3 GB RAM, masih memiliki sisa ruang 5 GB pada HDD, VGA yang mendukung DirectX, kemudian kemampuan untuk mengaktifkan Virtual Technology (opsional). Jika Anda memiliki PC dengan spesifikasi yang lebih tinggi, tentu akan lebih baik.
Penulis sendiri menggunakan PC dengan spesifikasi sebagai berikut:


Tutorial
Setelah memastikan PC Anda memiliki spesifikasi yang memadai, ikutilah langkah demi langkah berikut:
1               1.        Download dan instal MEmu Emulator melalui link ini. Jika instalasi sudah selesai, jalankan emulator. Lakukan login dengan akun Google Anda jika diminta. Jika MEmu menjelaskan kepada Anda bahwa PC Anda memiliki kemampuan Virtual CPU atau VT yang belum diaktifkan, ikuti tutorial di sini.


2               2.        Salah satu penyebab suatu aplikasi mengalami force close ketika dijalankan melalui MEmu tak lain ialah pengaturan grafis yang tidak sesuai. Agar game nantinya tidak mengalami force close, klik icon gerigi yang ada pada sebelah kiri, kemudian sesuaikan Grafis dengan pilihan selain OpenGL. Apa yang menjadi pilihan di sini adalah sepenuhnya tergantung dengan type VGA Anda. Kalau yang penulis sendiri adalah DirectX. Untuk lebih jelas, Anda bisa langsung mengikuti setting sesuai gambar berikut.



3               3.        Langkah selanjutnya, melalui emulator, kunjungi Google Play untuk menginstal Need for Speed No Limits. Pastikan koneksi internet pada PC Anda terhubung dan tentu Anda juga perlu melakukan login untuk mengakses konten-konten Google Play. Setelah penginstalasian game selesai, besar kemungkinan objek pada game belum bisa seutuhnya ditampilkan, mengingat begitu banyaknya type VGA yang berbeda-beda kemampuan. Untuk itu, kembali ke Google Play dan instal NL GFX. Jika sudah, jalankan NL GFX. Aplikasi yang berfungsi mengatur kualitas grafis pada Need for Speed No Limit ini memiliki tampilan sangat sederhana yang hanya terdiri dari beberapa pilihan level kualitas grafis. Pilihlah yang paling rendah, kemudian klik RUN GAME setelahnya. Berdasarkan uji coba penulis, level terendah adalah yang terbaik dan berjalan tanpa kendala. Penulis tidak terlalu merekomendasi untuk mencoba level lainnya. Lagi pula, dengan dukungan layar yang besar, grafis standar yang dimiliki Need for Speed No Limits pun sudah lebih dari cukup dalam memanjakan mata Anda.

Sampai di sini, jika setiap langkah diterapkan secara benar, seharusnya game sudah dapat dimainkan. Cobalah memulai sebuah balapan, dan kendalikan mobil dengan mouse. Tentu terasa tidak nyaman. Untuk itu, kita akan menyesuaikan metode kemudi agar dapat menggunakan keyboard.
1.       Dari kiri atas layar utama game, klik icon manusia dan gerigi, pilih OPTIONS, CONTROLS, dan pilih mode Touch.





2.       Sampai di sini, keyboard belum berfungsi. Lakukan sebuah balapan, namun jangan sentuh apa pun ketika sampai pada tampilan yang menunjukkan sebuah pedal gas seperti gambar berikut.


3.       Masih dengan tampilan yang sama, klik icon keyboard yang ada pada sebelah kanan emulator untuk menghidupkan setting keyboard. Layar akan berubah menjadi sedikit gelap.


4.       Baca dengan teliti!
a.       Gunakan mouse Anda untuk menarik sebuah garis hijau dari tengah ke arah atas, kemudian tekan panah atas pada keyboard.
b.      Tarik lagi sebuah garis lain dari tengah ke arah bawah, kemudian tekan panah bawah.
c.       Lanjutkan klik satu kali pada sebelah kiri layar, kemudian tekan panah kiri.
d.      Klik lagi satu kali pada sebelah kanan layar, kemudian tekan panah kanan.
e.      Terakhir, klik satu kali pada pedal gas, kemudian tekan Enter.


5.       Simpan hasil setting keyboard Anda dengan klik icon flopi yang ada pada kanan atas.


Coba lanjutkan permainan balapan Anda, dan kini Anda bisa mengomudikan mobil Anda dengan keyboard! Berikut detail dari fungsi-fungsi tombol pada keyboard:
1.       Panah atas > Mengaktifkan nitro.
2.       Panah bawah > Melakukan drift (butuh dikombinasikan dengan tombol panah kiri/kanan).
3.       Panah kiri/kanan > Mengendalikan gerakan mobil.
4.       Enter > Menginjak pedal gas untuk memulai balapan.
Masalah yang Dikenali
Adapun beberapa masalah ringan yang dijumpai, terkadang setelah menyelesaikan sebuah balapan, layar mungkin tidak merespons ketika Anda mengklik tombol Continue maupun Retry. Untuk mengatasinya, klik back pada menu sekitar kanan bawah MEmu satu kali, baru kemudian klik kembali tombol Continue maupun Retry.



Posted by Art Dimension
Art Dimension Updated at: 11:27 AM

Entri Populer