Tuesday, September 20, 2011

Masalah "Me" yang Disambungkan pada Kata Awalan "P"

Beberapa tahun terakhir, mungkin banyak dari kita yang dibingungkan oleh bahasa Indonesia yang tiba-tiba mengalami sedikit perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah imbuhan "me" yang dihubungkan pada kata yang diawali huruf "p". Contoh, sebelumnya kita semua menuliskan "memprotes", dan mengapa sekarang menjadi "memrotes"? Demikian kuga dengan "memprediksi", mengapa kini ada saja yang menuliskanya menjadi "memrediksi"?

Mungkin banyak di antara kita yang menjadi ragu mana yang benar. Ada yang bunyinya terasa lebih akrab, karena sudah dari dulu ditulis demikian, namun ternyata salah. Dan mengapa ada lagi yang seperti "memperbudak", namun tetap ditulis "memperbudak", bukannya "memerbudak"? Lah?!

Baiklah, penulis akan coba menjelaskan cara yang benar untuk memutuskan kapan harus menulis dengan mempertahankan huruf "p" dan kapan harus meluluhkan huruf "p" itu.

Sebelum Anda menghubungkan imbuhan "me" pada kata yang depannya huruf "p", pastikan terlebih dulu apakah kata baku tersebut memang diawali huruf "p", ataukah huruf "p" yang berada di depan itu sebenarnya berasal dari kata sambung "per" (contoh: per-kecil, per-budak, per-mudah). Imbuhan "me" hanya boleh meluluhkan huruf "p" ketika dihubungkan pada kata yang kata dasarnya benar-benar diawali huruf "p", bukan "p" yang berasal dari "per".

Berikut beberapa contoh:

- Ditulis "memilin", karena kata dasarnya "pilin".

- Ditulis "memrihatinkan", karena kata dasarnya "prihatin".

- Ditulis "memperkuat", karena kata dasarnya "kuat" (huruf "p" berasal dari "per").

- Ditulis "mempertaruhkan", karena kata dasarnya "taruh" (huruf "p" berasal dari "per").

Sudah cukup jelas, bukan? Yuk, lestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar!



2L

No comments:

Post a Comment

Silakan centang "Notify me" agar Anda memeroleh pemberitahuan.