Bila
biasa kita melakukan review terhadap software atau hardware komputer, pada
postingan kali ini yang akan kita review ialah sebuah produk smartphone,
Samsung GALAXY A3 (2016), yang dapat dikatakan sebagai sebuah produk yang
menargetkan pasar menengah ke atas, dengan harga berkisar antara 3.8 juta
hingga 4 jutaan (update Oktober 2017: 2.5 juta).
Ohya,
namun bila foto-foto ‘penampakan’ A3 (2016) yang terlampir di sini terlihat
agak buram, mohon dimaklumi karena penulis menjepretnya dengan smartphone lain
yang masih hanya dibekali kamera 5 MP.
|
Samsung GALAXY A3 (2016) dengan balutan body metal |
Performa
Merujuk
pada produk generasi sebelumnya, GALAXY A3 yang tanpa disertai angka 2016 di
belakang, Samsung melakukan beberapa upgrade bagi GALAXY A3 (2016), guna
meningkatkan performa dari produk ini. Adapun beberapa upgrade yang dimaksudkan
ialah sebagai berikut: 1. Ukuran layar 4.5 inci menjadi 4.7 inci; 2. Resolusi
layar 540x960 menjadi 720x1280; 3. Kompatibilitas OS Android v4.4.4 KitKat
(upgrade ke v5.0.2 Lollipop) menjadi Android v5.1.1 Lollipop (upgrade ke v7.0 Nougat); 4. CPU Quad-core
1.2 GHz Cortex A53 menjadi CPU Quad-core 1.5 GHz Cortex A53; 5. Kompatibilitas
slot micro SD dari 64 GB menjadi 128 GB; 6. Kamera utama 8 MP menjadi 13 MP; dan
7. Baterai Li-Ion 1900 mAh menjadi Li-Ion 2300 mAh. Bisa dikatakan spesifikasi antara
A3 dan A3 (2016) tidak memiliki upgrade yang terpaut jauh, kecuali pada bagian resolusi,
kamera, serta kapasitas baterai yang cukup berpengaruh. Lantas, bagaimana
dengan performa A3 (2016)?
|
Spesifikasi berdasarkan CPU-Z |
Selama
pemakaian seminggu hingga postingan ini dibuat, bisa dikatakan penulis tidak
menemukan gangguan kinerja serius pada GALAXY A3 (2016), baik melakukan
aktivitas multimedia yang berhubungan dengan foto, video, atau audio, multitasking
yang melibatkan sejumlah aplikasi yang dijalankan secara bersamaan, kemudian
juga gaming. Hmm.... Kira-kira game seperti apa yang sanggup dijalankan oleh perangkat mini ini? Tak terpungkiri, game juga banyak jenis, dari
yang sederhana, hingga yang memiliki grafis luar biasa serta
membutuhkan spesifikasi yang tidak tanggung untuk menjalankannya. Namun,
Anda jangan cemas, karena penulis telah menguji aktivitas gaming dari
A3 (2016) dengan game Real Racing 3! Ya, segalanya berjalan mulus--meskipun
ada juga reviewer lain yang mengklaim smartphone satu ini tidak cocok
untuk gaming--dan asal tahu saja total size dari Real Racing 3 menembus 2
GB!
|
Multitasking tanpa kendala |
Ohya, bahkan sambilan menjalankan Real Racing 3 yang super berat, smartphone masih sanggup menjalankan aplikasi perekam tampilan layar (menjadi video) yang umumnya
juga tergolong aktivitas multitasking berat. Keduanya tetap beroperasi dengan
baik.
|
Real Racing 3 |
Dengan
dibekali layar jenis Super AMOLED serta resolusi mencapai 720x1280, ketangguhan
A3 (2016) pun terlihat nyata ketika memutar sejumlah video kualitas HD.
Tampilan terlihat tajam dengan warna yang tegas, bahkan ketika kita coba
memiringkannya dengan berbagai sudut pandang. Untuk hasil yang lebih maksimal,
pengguna juga dapat menjalankan video dengan aplikasi MX Player atau MX Player
Pro yang dapat diinstal melalui Play Store. Tak ada yang mengecewakan dari segi
kualitas tampilan layar. Dan lagi, meskipun resolusi smartphone mini ini
sendiri hanya 720x1280, tetapi sudah memungkinkan untuk menjalankan video full
HD dengan resolusi 1080x1920, bahkan juga mengoperasikan Photoshop Touch versi
tablet tanpa kendala! Untuk informasi tambahan, Anda mungkin juga tertarik membaca review untuk Real Racing 3 di sini.
|
Dengan layar Super AMOLED terlihat jelas dari berbagai sudut |
|
Menjalankan video full HD tanpa kendala |
Masih
berkat layar jenis Super AMOLED yang diklaim pengembang sanggup menghemat
penggunaan daya hingga 40%, baterai Li-Ion 2300 mAh yang dimiliki A3 (2016)
lebih dari cukup untuk menemani Anda seharian penuh tanpa repot-repot
mengandalkan power bank. Faktor-faktor lain yang menjadi rahasia di balik
ketahanan baterai GALAXY A3 (2016) tak lain karena smartphone ini masih
menggunakan layar di bawah 5 inci, dan juga processor 4 core yang tidak
menyebabkan panas berlebih ketika smartphone melakukan kerja berat. Pengujian
ini penulis lakukan dengan setelan pencahayaan rendah pada layar, dan tentu
berbeda pengalaman ketika mengujinya pada setelan pencahayaan tinggi yang lebih
menguras daya. Yang pasti, dengan kapasitas baterai 2300 mAh tidaklah menjadi
kelemahan A3 (2016), seperti apa yang dirumorkan sejumlah blogger lain melalui
review yang sekadar mengandalkan data tertulis.
Adapun beberapa keluhan dari pengguna lain terkait GALAXY A3 (2016), setelah melakukan upgrade OS ke v6.0.1 Marshmallow jaringan menjadi terkendala, chat dari BBM, WhatsApp, dan sejenisnya sering telat masuk. Namun, dari opini penulis, sebenarnya masalah tersebut hanya terdapat pada setting yang diterapkan. Penulis sendiri sama sekali tidak mengalami masalah tersebut. Untuk detail masalah serta solusi, silakan klik di sini.
Kamera
Kamera
utama dari GALAXY A3 (2016) tergolong sanggup bersaing dengan berbagai
smartphone high-end, yaitu memiliki resolusi sebesar 13 MP. Sejumlah menu juga
memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan lensa dengan kondisi pencahayaan
sekitar, baik pada ruangan tanpa pencahayaan, ataupun kondisi luar ruangan yang
terang. Untuk kepentingan selfie, kamera depan yang beresolusi 5 MP juga telah dibekali
bukaan f/1.9, sehingga hasil jepretan jelas tidak mengecewakan. Berikut
beberapa hasil jepretan kamera belakang dalam ruangan tanpa cahaya, dan harap
(sekali lagi) maklum bila objek yang diambil kurang menarik, mengingat penulis
pada dasarnya bukan seorang fotografer.
Dan
berikutnya ialah hasil selfie dengan kamera depan 5 MP.
|
Hasil jepretan kamera depan cukup terang |
Sebagai
pelengkap, Samsung juga memanjakan pengguna A3 (2016) dengan fitur yang
memungkinkan pengambilan foto/video hanya dengan mengibaskan tangan, atau
mengucapkan “shoot”, “smile”, “cheese”, “capture”, dan “record video”. Dengan
kata lain, ketika Anda menggunakan tongsis standar yang tidak dibekali
bluetooth, Anda bisa langsung mengambil foto tanpa harus repot-repot menyetel
timer dan buru-buru menyesuaikan posisinya.
Meskipun
tidak memiliki sebuah tombol fisik kamera yang biasanya digunakan untuk mengambil
fokus, bukan berarti A3 (2016) tidak dapat mengambil fokus secara benar. Pengambilan
fokus bisa dilakukan cukup dengan menyentuh objek yang hendak dibidik melalui
tampilan layar, dan secara otomatis objek tersebut akan menjadi apa yang difokuskan
oleh lensa.
Ketika
kita—mungkin—masih belum puas dengan hasil jepretan yang diperoleh, tersedia
juga fitur editor foto yang tergolong canggih, bahkan membuat kita usah lagi
menambahkan berbagai aplikasi kamera cantik dari pihak ketiga. Prinsipnya
adalah hampir semua dari kita ingin terlihat baik pada foto, dan berbagai opsi
pada editor foto dapat ‘menyihir’ wajah kita menjadi tanpa jerawat, lebih
tirus, terang, dengan sepasang mata yang lebar. Wah! Jangan percaya begitu saja
ya, ketika berkenalan dengan seorang cantik atau tampan melalui dunia maya!
Siapa tahu, foto yang diperlihatkan juga merupakan foto yang sudah ‘disihir’!
Desain
Tidak
sedikit yang merumorkan A3 (2016) itu overprice untuk sebuah smartphone yang
belum dibekali fingerprint, fast charging, serta dukungan VR. Di balik itu,
Samsung tidak tanggung-tanggung menginvestasikan modal untuk menghadirkan
desain premium bagi A3 (2016), di mana body smartphone ini telah berbahan utama
metal, kemudian juga pelapisan Corning Gorilla Glass 4 pada bagian
depan dan belakang. Praktis, kesan pertama ketika bersentuhan dengan smartphone
ini adalah rasa dingin dan sejuk di kulit kita. Selain itu, masih karena desain premium yang dimiliki, A3 (2016) bahkan sempat dirumorkan sebagai produk yang awalnya akan diperkenalkan sebagai S6 Mini, meskipun pada akhirnya malah menjadi generasi dari seri A.
Desainer
dari body A3 (2016) kelihatannya juga merupakan seorang pembersih yang tidak
menyukai kotoran hitam yang cenderung menempel di sela-sela smartphone,
terlihat dari body A3 (2016) yang nyaris tanpa ada sudut mati, kemudian juga
sela-sela yang sangat rapat sehingga tidak mudah menumpuk kotoran. Sebut saja
lubang speaker depan yang berada di atas layar, bila pada smartphone lain lubang
itu tenggelam cukup dalam dari permukaan layar dan berpotensi menampung kotoran,
di sini speaker tersebut terlihat licin dan senyawa dengan layar, meskipun
tetap sedikit lebih masuk. Pada sela-sela antara body metal dan lapisan kaca
depan-belakang pun sangat rapat, tak ketinggalan juga pintu SIM/micro SD yang
bahkan sepintas tak akan terlihat selanya.
Dengan
ukuran 134.5x65.2x7.3 milimeter dan berat 132 gram, smartphone ini juga pas di
tangan, mudah dibawa dan disimpan di mana saja. Namun, karena bagian depan dan
belakang smartphone ini dilapisi kaca, mudah tercemar minyak, terkadang terasa
licin di tangan, dan rawan meluncur ke bawah ketika diletakkan pada suatu
tempat dengan permukaan yang tidak rata. Untuk itu, sangat disarankan
ditambahkan sarung atau tempered glass sebagai pelindung ekstra.
|
Corning Gorilla Glass 4 di bagian depan dan belakang |
Berbicara
tentang tempered glass, ada satu desain yang semestinya adalah suatu kelebihan,
tetapi justru menjadi ‘masalah’ ketika kita memasangkan anti gores pada A3
(2016). Pasalnya, A3 (2016) mengambil desain layar yang sedikit melengkung (2.5D) di
keempat sisinya, sehingga ketika dipasangkan tempered glass, kadang pada bagian tepi tidak
akan merekat secara baik. Namun, ada pula tempered glass merek tertentu yang dapat merekat secara baik.
Mengenai
side button, GALAXY A3 (2016) hanya memiliki tiga buah side button, yaitu power
di bagian kanan (beserta pintu SIM/micro SD yang tertutup rapat), kemudian
volume +/- di bagian kiri yang secara pribadi penulis nilai terlalu tinggi dan kurang
pas dioperasikan dengan tangan kanan. Di bagian bawah, terdapat port pengisian
daya, audiojack, dan sebuah speaker. Sementara untuk bagian atas, tidak ada tombol
maupun port.
|
Tampak kanan |
|
Tampak kiri |
|
Tampak bawah |
|
Tampak atas |
Berbicara
tentang kelebihan dari segi desain, keindahan dan kemewahan menjadi hal mutlak
pada A3 (2016). Dengan tipisnya bingkai layar pada tepi body, meskipun hanya
berbekal layar 4.7 inci, tampilan terlihat luas dan nyaman, tidak memboros
ruang pada sisi layar. Meskipun demikian, karena tipisnya bingkai layar juga, seorang
pengguna yang belum terbiasa akan sering tanpa disengaja menyentuh layar dan
membuat GALAXY A3 (2016) bereaksi tanpa dikehendaki. Sebagai solusi, kita dapat
memasangkan sarung guna mempertebal bagian tepi.
Overall,
desain A3 (2016) tidaklah buruk, meskipun butuh sedikit penyesuaian. Adapun
pilihan warna yang tersedia: emas; perak; hitam; dan pink keemasan.
Kelengkapan
Barang-barang
bawaan dari Samsung, yaitu box, buku panduan serta kartu garansi, kabel data,
charger 1.5 ampere, pin untuk membuka pintu SIM/micro SD, kemudian earphone model
in-ear. Meskipun tren smartphone warna putih yang bisa dikatakan juga
dipelopori oleh Samsung di masa lalu kini mulai redup sejak Samsung kembali
memperkenalkan ragam smartphone berbahan metal, untuk kabel data, charger,
serta earphone kelihatannya perusahaan asal Korea tersebut masih tetap
mempertahankan warna putih yang menjadi ciri khas. Satu hal yang sedikit
disayangkan, Samsung tidak memberikan pin pembuka pintu SIM/micro SD cadangan,
padahal benda itu sangat kecil dan rawan hilang, meskipun fungsinya amat
penting.
|
Aksesori Samsung masih mempertahankan ciri khas warna putih |
Kelebihan
dan Kekurangan Lainnya
Kelebihan
dari Samsung GALAXY A3 (2016) ialah telah dibekali memori internal sebesar 16
GB, sehingga memungkinkan untuk menginstal game-game berat sekalipun. Di
samping itu, smartphone ini juga dibekali koneksi LTE Cat 4 dengan kecepatan
download hingga 150 Mbps, processor yang cukup baik di kelas menengah, layar
yang tajam, bahan serta desain body premium, kemudian daya tahan baterai lebih
lama.
Untuk
kekurangan, A3 (2016) tidak memiliki lampu indikator, sehingga sedikit repot
ketika kita hendak memastikan apakah pengisian daya telah selesai atau belum,
maupun pemberitahuan lainnya. Selain itu, meskipun diklaim sebagai GALAXY Duos
yang mampu menjalankan dua buah SIM secara bersamaan, slot yang digunakan
adalah slot hybrid. Untuk lebih detail tentang slot hybrid, silakan baca di
sini.
Demikianlah
review untuk kali ini, dan semoga bermanfaat. Apabila masih ada hal-hal yang
ingin ditanyakan seputar GALAXY A3 (2016), silakan melalui kolom komentar.
*
Lea Willsen, penulis buku “Cara Tokcer Android Canggih Tanpa Rooting”,
terbitan Penerbit ANDi