Foto: Rizka Amita |
Bermunculannya smartphone yang menggunakan slot model hybrid
dari yang murah hingga mahal selangit, sedikit banyak membuat pengguna merasa
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas. Seperti yang dijelaskan pada
artikel sebelumnya yang dapat dibaca di sini, slot hybrid kadang membuat
pengguna merasa dilema, antara apakah akan menggunakan satu kartu SIM dan satu
micro SD, atau dua kartu SIM dan tanpa micro SD. Pasalnya, slot hybrid tidak
benar-benar memiliki dua buah slot kartu SIM, tetapi SIM 2 justru hanya
menumpang pada slot micro SD, atau boleh juga dianggap sebaliknya, micro SD
yang menumpang pada slot SIM 2.
Umumnya, tidak sedikit pengguna membeli smartphone dengan
slot hybrid karena tidak mengetahui kondisi tersebut. Beberapa dari mereka
menggunakan cara ekstrem untuk mengatasi masalah slot hybrid, agar ketiga kartu
(SIM 1, SIM 2, dan micro SD) dapat bekerja secara bersamaan. Adapun caranya
ialah dengan membakar lapisan plastik pada bagian belakang SIM 2 dengan korek
api atau lilin, kuliti dan lepaskan pelat emas di tengah, rekatkan kembali
pelat pada micro SD sesuai posisi konektor yang ada di dalam slot pada
smartphone, lalu pasangkan.
Namun, tentu cara di atas sangat tidak dianjurkan. Sejatinya
pengguna smartphone juga perlu menjadi seorang smart user. Kalaupun banyak yang
berhasil dengan cara di atas, setidaknya kita perlu mempertimbangkan beberapa
hal berikut:
1. Bila SIM kita adalah nomor penting untuk menjalin
komunikasi bersama sejumlah kenalan, ketika terjadi kesalahan dan pelat emas
malah turut terbakar, untuk memohon kembali nomor tersebut dengan SIM baru
bukanlah masalah mudah.
2. Ketika merekatkan pelat emas dari SIM ke micro SD,
berarti kita setuju dengan risiko rusaknya micro SD secara fisik, dan bahkan
juga hilangnya sejumlah data penting di dalamnya yang gagal terbaca. Micro SD
akan menjadi tebal, dan tidak dapat kompatibel pada sejumlah perangkat lain.
3. Usai pelat emas dan micro SD menyatu, mungkin dibutuhkan
unsur pemaksaan agar benda yang menjadi lebih tebal daripada aslinya itu dapat
dimasukkan ke dalam slot smartphone. Lalu, belum tentu posisi pelat emas pas
dengan konektor, yang berarti mungkin perlu dipisahkan kembali antara pelat
emas SIM dan micro SD, baru direkat ulang dengan posisi lain yang tetap belum
tentu pas dengan konektor.
4. Kabar baik, pelat emas dan micro SD sudah terbaca dengan
baik pada smartphone. Namun, benarkah segalanya berjalan dengan baik seperti
apa yang terlihat di awal? Bagaimana bila ternyata slot malah menjadi longgar
dan rusak setelah beberapa saat pemakaian, atau SIM dan micro SD malah pecah
dan tersangkut di dalamnya?
5. Katakanlah, bukan SIM dan micro SD yang pecah, tapi justru baki penampung kartu-kartu tersebut, maka kita harus repot-repot mencari penggantinya. Syukur-syukur jika sparepart tersedia. Jika tidak, mungkin smartphone kita akan benar-benar tidak bisa digunakan selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum sparepart tiba.
5. Katakanlah, bukan SIM dan micro SD yang pecah, tapi justru baki penampung kartu-kartu tersebut, maka kita harus repot-repot mencari penggantinya. Syukur-syukur jika sparepart tersedia. Jika tidak, mungkin smartphone kita akan benar-benar tidak bisa digunakan selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum sparepart tiba.
Foto: Deni Sujatmiko |
6. Kita bukan sekadar bermasalah dengan desain bentuk slot
yang kurang satu, tetapi lebih pada kompabilitas smartphone dalam menjalankan
kedua kartu (SIM 2 dan micro SD) sekaligus. Jika penulis adalah vendor
smartphone, bila produk tersebut memang support menjalankan kedua kartu secara
bersamaan, sudah tentu diciptakan slot yang terpisah. Kalau menggunakan slot
hybrid, berarti memang tidak support. Bila pengguna tetap memaksa dengan cara
memodifikasi SIM 2 dan micro SD, itu pasti memperpendek usia smartphone.
7. Kerusakan yang timbul akibat kesalahan pengguna, tidak ditanggung
oleh garansi. Lagi, umumnya smartphone bersangkutan menjadi tidak laku ke
depannya, apabila calon pembeli tahu barang tersebut telah diperlakukan secara
kasar.
Singkat cerita, dari pada memodifikasi SIM dan micro SD,
lebih baik pilihlah smartphone dengan fitur SIM ganda yang nyata, memiliki tiga
buah slot lengkap. Anda percaya dengan tutorial-tutorial berupa video yang beredar di dunia maya? Para pelaku hanya tahu upload. Besok-besok, saat mereka bermasalah dengan gagasan tidak smart tersebut, mereka tentu tidak akan lagi berbagi dengan Anda. Mereka tidak akan membuat sebuah video untuk membantah video pertama.
Slot model hybrid bisa dibilang sebuah rapor merah bagi para vendor yang memproduksi smartphone tersebut. Ketika sebelumnya banyak dari kita sudah menikmati nyamannya menggunakan smartphone dengan tiga slot, sekarang malah kita seakan diajak berjalan mundur.
Slot model hybrid bisa dibilang sebuah rapor merah bagi para vendor yang memproduksi smartphone tersebut. Ketika sebelumnya banyak dari kita sudah menikmati nyamannya menggunakan smartphone dengan tiga slot, sekarang malah kita seakan diajak berjalan mundur.
Kesimpulan yg bagus... thanks...
ReplyDeleteSama2....
Deletemantap bosskuh.
ReplyDeleteSama2....
DeleteGwe tadi baca2 toturial pasang sim+memory.. Tp gwe agak ragu takut konektor di hpnya yg rusak, di tambah baca ini.. Jadi yakin gak memakai dual sim+memory di hybrd sim. Mending gwe beli hp murah aja 1 lagi. Paling 100 sampai 200n...tapi jauh lebih aman
ReplyDeleteSip! Gagasan tepat....
DeleteMksih solusinya
ReplyDeleteSama2...
DeleteApakah bisa menggunakan 2 slot sim card tapi tidak memakai micro sd?
ReplyDeleteBisa.
DeleteSetuju. Mengubah pemikiran saya utk tidak memaksakan sim card kedua. Thanks!
ReplyDeleteSip. Sama2....
DeleteApakah bisa memotong memorinya sj, bkn kartunya ???
ReplyDeleteDear Suparman. lbh berisiko lagi. pada intinya, gunakanlah sebagaimana mestinya.
Delete