Friday, April 8, 2016

Risiko Modifikasi SIM dan Micro SD untuk Slot Hybrid

Foto: Rizka Amita


Bermunculannya smartphone yang menggunakan slot model hybrid dari yang murah hingga mahal selangit, sedikit banyak membuat pengguna merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas. Seperti yang dijelaskan pada artikel sebelumnya yang dapat dibaca di sini, slot hybrid kadang membuat pengguna merasa dilema, antara apakah akan menggunakan satu kartu SIM dan satu micro SD, atau dua kartu SIM dan tanpa micro SD. Pasalnya, slot hybrid tidak benar-benar memiliki dua buah slot kartu SIM, tetapi SIM 2 justru hanya menumpang pada slot micro SD, atau boleh juga dianggap sebaliknya, micro SD yang menumpang pada slot SIM 2.
Umumnya, tidak sedikit pengguna membeli smartphone dengan slot hybrid karena tidak mengetahui kondisi tersebut. Beberapa dari mereka menggunakan cara ekstrem untuk mengatasi masalah slot hybrid, agar ketiga kartu (SIM 1, SIM 2, dan micro SD) dapat bekerja secara bersamaan. Adapun caranya ialah dengan membakar lapisan plastik pada bagian belakang SIM 2 dengan korek api atau lilin, kuliti dan lepaskan pelat emas di tengah, rekatkan kembali pelat pada micro SD sesuai posisi konektor yang ada di dalam slot pada smartphone, lalu pasangkan.
Namun, tentu cara di atas sangat tidak dianjurkan. Sejatinya pengguna smartphone juga perlu menjadi seorang smart user. Kalaupun banyak yang berhasil dengan cara di atas, setidaknya kita perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1. Bila SIM kita adalah nomor penting untuk menjalin komunikasi bersama sejumlah kenalan, ketika terjadi kesalahan dan pelat emas malah turut terbakar, untuk memohon kembali nomor tersebut dengan SIM baru bukanlah masalah mudah.
2. Ketika merekatkan pelat emas dari SIM ke micro SD, berarti kita setuju dengan risiko rusaknya micro SD secara fisik, dan bahkan juga hilangnya sejumlah data penting di dalamnya yang gagal terbaca. Micro SD akan menjadi tebal, dan tidak dapat kompatibel pada sejumlah perangkat lain.
3. Usai pelat emas dan micro SD menyatu, mungkin dibutuhkan unsur pemaksaan agar benda yang menjadi lebih tebal daripada aslinya itu dapat dimasukkan ke dalam slot smartphone. Lalu, belum tentu posisi pelat emas pas dengan konektor, yang berarti mungkin perlu dipisahkan kembali antara pelat emas SIM dan micro SD, baru direkat ulang dengan posisi lain yang tetap belum tentu pas dengan konektor.
4. Kabar baik, pelat emas dan micro SD sudah terbaca dengan baik pada smartphone. Namun, benarkah segalanya berjalan dengan baik seperti apa yang terlihat di awal? Bagaimana bila ternyata slot malah menjadi longgar dan rusak setelah beberapa saat pemakaian, atau SIM dan micro SD malah pecah dan tersangkut di dalamnya?
5. Katakanlah, bukan SIM dan micro SD yang pecah, tapi justru baki penampung kartu-kartu tersebut, maka kita harus repot-repot mencari penggantinya. Syukur-syukur jika sparepart tersedia. Jika tidak, mungkin smartphone kita akan benar-benar tidak bisa digunakan selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum sparepart tiba.

Foto: Deni Sujatmiko

6. Kita bukan sekadar bermasalah dengan desain bentuk slot yang kurang satu, tetapi lebih pada kompabilitas smartphone dalam menjalankan kedua kartu (SIM 2 dan micro SD) sekaligus. Jika penulis adalah vendor smartphone, bila produk tersebut memang support menjalankan kedua kartu secara bersamaan, sudah tentu diciptakan slot yang terpisah. Kalau menggunakan slot hybrid, berarti memang tidak support. Bila pengguna tetap memaksa dengan cara memodifikasi SIM 2 dan micro SD, itu pasti memperpendek usia smartphone.
7. Kerusakan yang timbul akibat kesalahan pengguna, tidak ditanggung oleh garansi. Lagi, umumnya smartphone bersangkutan menjadi tidak laku ke depannya, apabila calon pembeli tahu barang tersebut telah diperlakukan secara kasar.
Singkat cerita, dari pada memodifikasi SIM dan micro SD, lebih baik pilihlah smartphone dengan fitur SIM ganda yang nyata, memiliki tiga buah slot lengkap. Anda percaya dengan tutorial-tutorial berupa video yang beredar di dunia maya? Para pelaku hanya tahu upload. Besok-besok, saat mereka bermasalah dengan gagasan tidak smart tersebut, mereka tentu tidak akan lagi berbagi dengan Anda. Mereka tidak akan membuat sebuah video untuk membantah video pertama.
Slot model hybrid bisa dibilang sebuah rapor merah bagi para vendor yang memproduksi smartphone tersebut. Ketika sebelumnya banyak dari kita sudah menikmati nyamannya menggunakan smartphone dengan tiga slot, sekarang malah kita seakan diajak berjalan mundur.

Mengenal Slot Hybrid pada Smartphone



Teknologi SIM ganda pada smartphone bukan lagi hal baru di dunia pergawaian. Hampir semua merek memiliki model smartphone yang dibekali fitur SIM ganda, apakah mereka menyebutnya dengan istilah dual, duos, atau senadanya. Tetapi, tak terpungkiri bahwa tidak semua dari kita memiliki kebutuhan tersebut. Beberapa dari kita, pada dasarnya tak pernah menggunakan dua nomor telepon, apakah itu dengan pertimbangan menghemat pengeluaran, atau bisa juga lebih menyukai memasangkan sebuah nomor sekunder pada ponsel atau smartphone lain.
Secara pribadi, penulis yang terbiasa menggunakan smartphone dengan SIM ganda, justru merasa sulit untuk meninggalkan fitur tersebut, atau berpindah pada smartphone lain yang hanya dibekali satu slot kartu SIM. Sedikit banyak disebabkan juga oleh lokasi tinggal penulis yang sulit memeroleh kualitas sinyal memadai, untuk nomor utama yang digunakan berkomunikasi sedari dulu, maka nomor sekunder berprovider lain yang memiliki kualitas sinyal lebih memadai amat diperlukan untuk terkoneksi ke jaringan.
Bagi yang memiliki kesamaan kebutuhan seperti penulis, memiliki smartphone yang mendukung fitur SIM ganda tentu amatlah penting. Dalam hal ini, meskipun banyak pilihan model smartphone dari berbagai merek yang mendukung SIM ganda, perlu dipahami bahwa tidak semuanya memiliki sistem kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai tema utama dari pos ini, kita akan membahas slot model hybrid yang belakangan ini hadir di sejumlah model dan merek smartphone. Apakah itu slot model hybrid?
Sederhananya, slot model hybrid ialah slot kartu SIM yang memang memungkinkan kita untuk memasang dua buah kartu SIM sekaligus, tetapi berdampak pada kondisi di mana kita harus mengikhlaskan tidak adanya slot micro SD untuk melakukan ekspansi memori eksternal. Pasalnya, slot model hybrid hanya dibekali slot SIM 1 yang dapat benar-benar aktif dipasangkan kartu SIM, lantas pada slot SIM 2 adalah menumpang pada slot micro SD. Praktis, pengguna  hanya dapat memilih apakah ingin memasang satu kartu SIM dan satu micro SD, atau dua kartu SIM dan tanpa micro SD.
Slot hybrid kelihatannya cukup menimbulkan dilema kepada penggunanya, terlebih bagi kita yang tidak dapat meninggalkan fitur SIM ganda, namun juga membutuhkan ruang memori yang luas untuk menampung berbagai file, seperti video, audio, foto, maupun game dan aplikasi.
Jadi, sebelum memutuskan membeli sebuah smartphone yang diklaim memiliki fitur SIM ganda, cek terlebih dulu, apakah smartphone tersebut sanggup secara nyata menjalankan dua SIM dan satu micro SD secara bersamaan, atau model hybrid seperti yang dijelaskan di atas. Baca juga artikel tentang risiko modifikasi SIM dan micro SD untuk slot hybrid.