Wednesday, August 15, 2018

Review Kabel Data Micro USB Remax Joy


Melalui pos kali ini, Art Dimension akan mereview sebuah barang kecil yang tergolong sangat murah. Meskipun di sini kita menyebutnya barang kecil, tetap saja barang satu ini akan menjadi amat penting untuk kita semua, dalam menunjang aktivitas mobilitas kita sehari-hari. Barang tersebut tak lain ialah kabel data!
Tidak terpungkiri, memilih kabel data memang perlu memperhatikan kualitas, mengingat barang tersebutlah yang berfungsi mengalirkan arus listrik untuk mengisi baterai pada gawai kita. Salah memilih kabel data, mungkin akan terjadi arus pendek, merusak komponen di dalam gawai, atau bahkan terbakar/meledak, dan membahayakan nyawa penggunanya. Dan sesuai dengan judul, kabel data yang akan Art Dimension review ialah Remax Joy, jenis Micro USB.
Seperti Apakah Remax Joy?
Remax sendiri sebenarnya merupakan brand khusus aksesori gawai asal Tiongkok yang memproduksi produk-produk mereka melalui pabrik di Hongkong, dan sudah cukup ternama. Dan khusus untuk produk kabel data Joy, di Indonesia Remax bekerja sama dengan JD.id untuk memasarkannya. Praktis, selain hanya ditempeli sebuah sticker logo Remax, kemasan Remax Joy terkesan lebih mempromosikan JD.id. Bahkan ketika Anda mencoba membeli Joy melalui webstore selain JD.id, kemasan Joy tetap saja mempromosikan JD.id. Tentu saja hal tersebut dikarenakan si penjual memang memasok barang tersebut dari JD.id.


Berapakah harga Remax Joy?
Remax Joy dibanderol dengan harga yang tergolong sangat terjangkau, yaitu 20 ribu rupiah, dengan pilihan warna hitam dan putih. Dalam momen tertentu, Joy juga dapat dibeli hanya dengan harga 5 ribu rupiah! Bayangkan saja, sebungkus sarapan pun sudah seharga 10 hingga 30 ribu rupiah, Joy hanya seharga 5 ribu rupiah! Dan pemesanan melalui JD.id adalah free ongkos kirim! Meskipun demikian, di sini kita tetap akan mereview Joy sebagai produk seharga 20 ribu rupiah, karena momen promosi Joy seharga 5 ribu rupiah adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi, apakah ke depannya masih ada atau tidak.
Apakah Remax Joy Berkualitas?
Meskipun Remax Joy hanya seharga 20 ribu rupiah, secara tercantum pada kemasan tersebut, Joy berani memberikan garansi selama 6 bulan, yang berarti setara dengan garansi resmi yang diberikan Samsung untuk produk-produk charger dan kabel data. Namun, karena ini hanya benda seharga 20 ribu rupiah yang kita beli secara online, rasanya tidak akan ada dari kita yang bersedia menghabiskan ongkos kirim balik benda rusak itu, untuk melakukan klaim garansi. Lagipula, tidak dijelaskan pula di mana lokasi yang tepat untuk klaim garansi.
Secara material yang digunakan ialah PVC. Remax mengklaim kalau Joy merupakan kabel yang sangat kuat dan tidak mudah patah. Bahan utama yang digunakan sebagai penghantar listrik ialah tembaga.

Apa Saja Fitur yang Ditawarkan Remax Joy?
Seperti kabel data pada umumnya, Remax Joy bisa digunakan untuk mengisi daya langsung dari dinding, maupun transfer file dengan PC. Daya output yang dimiliki 1.3A, yang sekaligus menjelaskan kalau Joy belum benar-benar support quick charger. Meskipun demikian, pada praktik langsung, tidak ada keluhan terkait kecepatan pengisian daya yang ditawarkan Joy. Untuk kepentingan transfer file dengan PC juga cukup stabil.

Seperti Apakah Remax Joy secara Fisik?
Dengan panjang 1 meter, tidak ada kesan premium pada fisik Remax Joy. Kabel ini sangat halus. Meskipun demikian, dapat terasa perbedaan kualitas lapisan luar yang dimiliki Joy dibandingkan kabel data lainnya. Pada lapisan luar yang dimiliki kabel Joy terasa lebih kuat, tidak mudah pecah, dan tetap elastis dengan permukaan berstruktur garis-garis lurus yang mengkilap. Pada bagian lapisan kepala dari male Micro USB yang akan terhubung dengan gawai terasa lebih compact dan dipastikan akan cocok dengan berbagai casing gawai.

Kesimpulan
Overall, dengan mempertimbangkan harga yang ditawarkan, Remax Joy bisa dikatakan memiliki kualitas di atas harga. Secara logika, jika bukan karena produk Joy dikhususkan untuk mempromosikan JD.id dan keduanya bekerja sama, adalah mustahil untuk mendapatkan sebuah kabel dengan kinerja akurat, hanya dengan anggaran 20 ribu rupiah, free ongkos kirim!
Terkait masalah halusnya kabel tersebut—dan meskipun terasa cukup kuat—bisa diantisipasi dengan ‘memumisasi’-nya dengan selotip agar bertambah tebal. Ya, penulis memang memiliki kebiasaan untuk ‘memumisasi’ setiap kabel data yang ada. Jadi jangan ragu untuk mencoba tip ini!

Bagi yang berminat membeli kabel ini—dan ini sama sekali bukan promosi berbayar—silakan langsung saja klik di sini.

Thursday, March 15, 2018

Tren Ponsel Model Notch hingga Pengertian Ponsel Berponi

Bisnis perponselan yang kerap berada pada kondisi persaingan ketat seakan menuntut setiap vendor untuk terus berinovasi, baik dari segi spesifikasi, software, hingga desain yang ditawarkan. Dan baru-baru ini, salah satu tren baru yang ditawarkan oleh sejumlah vendor ialah ponsel dengan desain layar FullView FHD, di mana ukuran layar tersebut akan terlihat lebih lebar dan memanjang hingga menyebar di seluruh bagian depan ponsel.

Karena inovasi FullView FHD pula, vendor juga menemukan sebuah masalah yang cukup serius, di mana ponsel menjadi kehilangan ruang untuk penempatan kamera depan dan juga sensor. Dan untuk mengatasi hal tersebut, para vendor pun akhirnya mengusung desain dengan istilah notch (takikan) pada bagian atas layar, guna menggunakan ruang pada notch tersebut untuk penempatan kamera beserta sensor. Lebih lanjut, oleh sebab bentuk notch yang berada di bagian atas tengah, di Indonesia kemudian muncul pula istilah ponsel ber-‘poni’ untuk sejumlah ponsel model notch. Dan berikut ialah beberapa tipe ponsel berponi:

iPhone X
Gambar: www.t-mobile.com
iPhone X diyakini sebagai pelopor dari ponsel berponi. Dan karena brand satu ini memang identik dengan pengguna kalangan atas, tak heran notch kemudian secara tidak langsung seakan standar desain dari tipe ponsel papan atas yang kemudian juga diusung sejumlah vendor lainnya.

Motofone F3
Gambar: www.amazon.com
Jika menyebut iPhone X sebagai pelopor notch bagi ponsel cerdas masa kini, tentu itu benar. Namun, sebelum kita semua mengenal apa itu ponsel cerdas, model notch sebenarnya sudah pernah diadopsi pada ponsel Motofone F3 lawas. Dan fungsi notch pada masa itu ternyata bukan untuk penempatan kamera maupun sensor, melainkan sebuah logo Motorola.

Vivo V9
Gambar: www.planetofmobile.com
Meskipun masih tergolong vendor pendatang baru, tak terpungkiri bahwa Vivo juga menjadi salah satu vendor yang kerap mengejar berbagai tren kekinian. Melalui Vivo V9, hadir pula ponsel model notch.

Oppo R15
Gambar: http://id.priceprice.com
Sebagai pesaing ketat dari Vivo, Oppo juga memasarkan sebuah ponsel berponi, melalui seri Oppo R15. Bedanya, jika dibandingkan dengan poni yang dimiliki Vivo V9, kelihatannya vendor yang merajai sektor kamera ini memiliki ukuran poni yang lebih lebar.

Huawei P20
Gambar: www.androidauthority.net
Tidak kalah dari Vivo dan Oppo, Huawei yang awalnya lebih dikenal sebagai vendor bagi produk-produk modem juga menghadirkan ponsel berponi pada tiga varian produknya, yaitu: Huawei P20; Huawei P20 Pro; Huawei P20 Lite.

Asus ZenFone 5Z
Gambar: www.pricebaba.com
Daftar ponsel dengan notch selanjutnya ialah datang dari vendor Asus, yaitu ZenFone 5Z yang memiliki cukup banyak variasi dari segi spesifikasi, mulai dari yang hanya dibekali RAM 4 GB hingga 8 GB, kemudian memori internal dari 64 GB hingga 256 GB.

LG G7
Gambar: www.phonearena.com
Berbeda dengan Samsung yang masih tetap pada pendirian untuk tidak mengikuti tren yang dipelopori saingannya, meskipun sama-sama merupakan vendor asal Korea Selatan, LG ternyata juga meluncurkan sebuah ponsel berponi yang siap disejajarkan dengan ponsel flagship di tahun 2018. Seri dengan notch tersebut tak lain ialah LG G7.

Selain sejumlah ponsel yang disebutkan di atas, masih terdapat pula sejumlah ponsel dengan poni, semisal Doogee V5, Noa N10, Leagoo S9, kemudian Ulefone T2 dan Ulefone X. Lantas, manakah ponsel berponi yang paling memikat hati Anda?!

Tak terpungkiri, meskipun sejumlah ponsel berponi adalah ponsel flagship. tetapi bukan berarti setiap ponsel flagship wajib tampil berponi. Pada intinya kemunculan poni pada ponsel sebenarnya merupakan wujud penolakan vendor terhadap suatu desain ponsel yang memiliki bezel tebal dan terkesan ketinggalan zaman, sementara itu mereka juga masih harus memperhitungkan ke mana akan diletakkannya kamera beserta sensor. Akan tetapi, cara alternatif terlihat ada pada Vivo Apex, di mana keberadaan dari kamera terletak pada sebuah baki tersembunyi yang ada pada bagian atas ponsel.
Gambar: www.androidpolice.com
Lagipula, secara pribadi menurut penulis konsep notch pada ponsel kurang begitu nyaman digunakan. Terlebih ketika kita sedang menonton film atau melihat-lihat foto, beberapa objek yang berada di pinggir akan terhalang oleh objek poni. Mungkin dengan pertimbangan serupa pula, berdasarkan rumor yang beredar, walau belum juga memiliki satu pun ponsel berponi, Samsung kelihatannya tengah mengembangkan teknologi yang memungkinkan suatu kamera beserta sensor yang terbenam di balik layar.