Saturday, September 25, 2010

Mari Selamatkan Bumi

Oleh: Liven R


Sampah merupakan barang buangan atau sesuatu yang dianggap tak lagi berguna. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah dapat menimbulkan masalah. Namun, melalui pengelolaan yang benar, sampah dapat menjadi berguna kembali dan memberikan manfaat yang besar.


Setiap hari di seluruh dunia, setiap rumah/keluarga menghasilkan sampah dalam jumlah banyak maupun sedikit. Hal ini menyebabkan jumlah sampah di muka Bumi semakin bertambah. Di Indonesia, menurut hasil pengamatan Dinas Kebersihan, jumlah sampah dalam setahun di Kota Jakarta saja mampu memcapai 170 kali besar Candi Borobudur. Bisa dibayangkan, jumlah sampah dalam setahun di Kota Jakarta saja sudah mencapai jumlah sedemikian besar, belum lagi ditambah kota-kota lain di seluruh Indonesia atau bahkan seluruh dunia. Bisa jadi, sampah telah menempati sebagian besar dari permukaan Bumi kita.

DAMPAK SAMPAH
Di negara kita, biasanya sampah rumah tangga diangkut oleh petugas dari Dinas Kebersihan untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Sering karena banyaknya sampah dan lambannya pengelolaan, sampah kian hari kian menggunung di TPA tersebut. Bau busuk sampah dan bibit penyakit sudah tentu menjadi ancaman bagi warga yang bermukim di sekitar TPA. Selain bau busuk sampah dan bibit penyakit, sampah yang menggunung berpotensi terjadinya longsor sampah seperti yang terjadi di negara kita beberapa waktu yang lalu. Longsor sampah yang terjadi saat itu, menelan korban jiwa para pemulung yang berada di TPA tersebut.
Umumnya untuk mengatasi masalah sampah yang menumpuk, masyarakat memilih untuk membakarnya. Namun, efek yang ditimbulkan dari pembakaran sampah juga menimbulkan masalah lain, yakni polusi udara. Dampak dari asap pembakaran juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti infeksi paru-paru. Selain itu, pembakaran sampah dalam jumlah besar dapat menyebabkan terjadinya kabut asap serta memicu terjadinya pemanasan global.
Mengenai masalah sampah, sebenarnya pemerintah telah mengadakan program-program untuk mengatasinya. Namun, kesadaran masyarakat yang rendah akan pentingnya kebersihan menjadi kendala bagi terwujudnya serangkaian program tersebut. Di Kota Medan misalnya, Pemko Medan pernah menyediakan tempat sampah di sepanjang sisi jalan. Penyediaan tempat sampah tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat membuang sampah pada tempatnya dan bukan di jalanan. Namun, mungkin karena merasa lebih mudah dan malas untuk membuka tutup sampah itu, masyarakat pun membuang sampahnya di atas tutup sampah. Akibatnya, sampah berserakan di atas dan di sekitar tempat sampah. Sungguh pemandangan yang tidak enak dilihat. Yang lebih parah lagi, belum bertahan hingga dua bulan, tempat sampah yang ada sudah tidak utuh lagi. Mulai dari hilangnya tutup, tempat sampahnya, hingga akhirnya sebagian besar hanya tinggal tiang penyangganya saja. Bagaimana kebersihan dapat terwujud, jika fasilitas kebersihan yang ada tak dipergunakan dengan baik dan dipelihara keberadaannya? Marilah bersama-sama kita mempergunakan dan memelihara fasilitas kebersihan yang ada dengan baik dan benar.

DAUR ULANG
Yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah bukan semata-mata tugas pemerintah saja. Sebagai masyarakat kita dapat turut serta dalam hal pengelolaan sampah. Sebagai contoh, kita dapat meminimalkan penghasilan sampah dan memaksimalkan pemakaian suatu benda. Artinya, gunakanlah suatu benda hingga benar-benar habis masa pakainya sebelum mengganti benda tersebut.
Untuk penggunaan kertas misalnya, apabila kertas sebagai media menulis, pergunakanlah hingga maksimal pada kedua sisinya, setelah itu jangan lantas dibuang / dibakar. Tempatkanlah kertas itu pada satu wadah khusus untuk kertas-kertas bekas. Selain kertas tulis, kertas yang dikumpulkan juga boleh berupa kertas karton bekas kemasan, kertas koran, kertas selebaran, dan segala jenis kertas lainnya.
Untuk benda berbahan plastk, maksimalkanlah penggunaannya, sebab plastik membutuhkan waktu 400 tahun untuk dapat terurai kembali. Seperti botol shampo yang terbuat dari plastk, apabila isinya telah habis, belilah kemasan isi ulangnya agar botol dapat terus digunakan. Apabila memang tidak tersedia kemasan isi ulangnya, jangan membuang botol tersebut, kumpulkanlah botol plastik itu ke dalam sebuah wadah khusus sampah plastik. Susunlah sampah plastik dan kertas bekas yang terkumpul dengan rapi (jika Anda tidak ingin rumah terlihat seperti TPA sampah). Dengan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya, dipastikan sampah yang dibuang oleh petugas kebersihan setiap harinya hanya berupa sampah dapur (sampah basah), sehingga apabila akan dijadikan pupuk, proses pemilahan tak perlu dilakukan lagi.
Apa yang dapat dilakukan terhadap sampah plastik dan kertas yang telah terkumpul? Anda dapat membawanya ke tempat khusus daur ulang kertas dan plastik atau menjualnya kepada penadah barang bekas untuk didaur ulang. Meskipun uang hasil penjualan tidaklah banyak, namun mengingat dari sampah dapat ditukar uang, mengapa tidak? Lebih baik daripada membuangnya sia-sia tanpa menghasilkan sesen pun dan merusak Bumi pula. Uang hasil penjualan sampah, dapat juga digunakan untuk menolong sesama yang membutuhkan{jika Anda tidak keberatan).Tabunglah uang yang sedikit tadi, setelah banyak, Anda dapat menyumbangkannya.
Seperti yang dilakukan sebuah yayasan sosial yang berpusat di Taiwan dan memiliki cabang di banyak negara termasuk Indonesia. Baru-baru ini, yayasan tersebut di Jakarta melalui relawannya mengimbau masyarakat untuk ikut menghijaukan Bumi. Salah satu caranya, yakni tidak membuang sampah sembarangan dan mendaur ulang sampah berdasarkan jenisnya. Menurut pengakuan mereka, dari memilah-milah sampah di sekitar rumah penduduk dan kemudian mendaur ulang sampah yang ada, yayasan sosial tersebut mampu memperoleh 45 juta rupiah perbulannya. Dari penghasilan itu, mereka membangun perumahan gratis untuk korban Tsunami, rumah sakit untuk masyarakat tak mampu, dan sekolah untuk anak-anak keluarga ekonomi lemah. Para relawan yayasan tersebut bahkan menyebut sampah sebagai ‘permata’. Sungguh suatu fakta yang mengejutkan sekaligus mengagumkan! Dari pengelolaan sampah yang benar, selain mencegah bumi dari pencemaran ternyata dapat memberikan manfaat lain yang besar bagi sesama.

PENUTUP
Mungkin setelah membaca artikel ini, Anda akan merasa cara-cara yang disampaikan untuk mengurangi sampah dalam artikel ini rasanya terlalu irit, bahkan terkesan kikir, karena untuk sehelai kertas saja mesti diirit pemakaiannya. Mungkin Anda akan berpikir, bukankah kertas yang ada masih banyak? Bukankah kita tak pernah kekurangan kertas? Memang benar kita tak pernah kekurangan kertas, namun sadarilah upaya yang kita lakukan dapat menekan jumlah pohon yang ditebang setiap tahunnya untuk dijadikan kertas, sehingga pohon yang ada diharapkan dapat menyerap air dan mencegah banjir jika musim hujan tiba. Jangan merasa malu untuk mempraktekkan cara-cara di atas, karena sesungguhnya yang memalukan adalah sikap tidak memelihara lingkungan. Jangan menunggu hingga bencana terjadi baru menyesali keadaan. Marilah memulai dengan tindakan nyata menyelamatkan Bumi!

No comments:

Post a Comment

Silakan centang "Notify me" agar Anda memeroleh pemberitahuan.