Berbicara soal speaker untuk komputer, terdapat banyak
pilihan dari berbagai merek hingga harga. Ada yang hanya ratusan ribu, ada pula
yang jutaan rupiah! Apa bedanya? Ataukah sama saja?
Pada postingan kali ini, kita bakal mereview sebuah speaker
yang telah penulis coba sendiri. Meskipun speaker ini bukan lagi model terbaru,
setidaknya terdapat beberapa alasan unik mengapa speaker ini masih layak
direview, semisal harganya yang tidak termasuk murah sehingga beberapa dari
kita masih banyak pertimbangan untuk membelinya, brand yang sudah tidak asing serta
tidak diragukan lagi, hingga rating tingginya di situs jual-beli Amazon. Yup, sesuai judul, speaker yang bakal kita
review ialah Bose Companion 2 Series III, keluaran 2013.
Packing dan Kelengkapan
Produk Bose Companion 2 Series III hanya terdiri dari dua
satelit utama, speaker kiri dan kanan. Tidak ada woofer, subwoofer, ataupun
yang lainnya. Meskipun demikian, penjelasan di paragraf ini tidaklah mewakili
kualitas suara yang dihasilkan. Kita akan membahasnya lebih lanjut nanti.
Untuk packing Bose Companion 2 Series III, hanya berupa
kardus yang mencetak gambar produk, dominan putih. Tetapi, di bagian dalamnya
terlihat sangat aman, di mana di setiap sudut blister pembungkus satelit speaker
diberi sekat sehingga tidak takut terbentur.
Dalam paket pembelian, telah disediakan berbagai kabel yang
dibutuhkan, dan juga berbagai model konektor colokan pada dinding, sehingga
begitu beli kita sudah bisa langsung mengoperasikan Bose Companion 2 Series
III. Perlengkapan kabel sangat lengkap dalam satu kotak kecil. Hal ini
berimbang dengan produk yang dibanderol tinggi, sekitar 2.3 juta bila order
dari official store Bose Indonesia, atau 3 juta untuk toko fisik.
Dari perusaan Bose juga memberikan jaminan garansi 1 tahun.
Tetapi, karena penulis membeli Bose Companion 2 Series III secara online, agak
ragu juga dengan proses klaim garansi. Apalagi agen Bose tidak ada di semua
kota. Tetapi, berdasarkan pengalaman menggunakan produk Bose pada perangkat
multimedia di ruang keluarga, merek satu ini umumnya bandel, bisa bertahan
hingga belasan tahun atau mungkin puluhan tahun, tanpa sedikitpun kendala.
Jadi, ada atau tidaknya garansi semestinya tidak menjadi pertimbangan utama
untuk membeli produk ini.
Desain dan Fitur
Sebagai produk elektronik keluaran 2013, Bose Companion 2
Series III tidak bisa dikatakan memiliki desain yang modern. Speaker ini masih mengusung
desain klasik di mana kabel-kabel masih menjadi alat penghubung antara kedua
satelit utama speaker, kemudian juga komputer atau laptop. Tidak ada koneksi
bluetooth, tidak ada slot micro SD ataupun flashdisk, dan apalagi remote
control. Speaker ini masih benar-benar mengusung desain klasik, di mana
pengaturan volumenya juga masih mengandalkan tombol putar, bukan seperti
saudara-saudara generasi penerusnya yang telah menggunakan panel sentuh.
Positifnya, tombol putar kelihatannya masih jauh lebih kokoh dibanding panel
sentuh.
Desain klasik dari Bose Companion 2 Series III mungkin tidak
cocok dengan kaum yang lebih mengutamakan modernisasi, kaum yang lebih
mementingkan gaya dan fitur-fitur kekinian seperti bluetooth, remote control,
atau bahkan FM Radio. Produk ini benar-benar hanyalah sebuah speaker standar.
Tetapi, soal fitur bluetooth, hal tersebut bisa diakali dengan penambahan
sebuah alat yang disebut “bluetooth audio receiver” seharga 10 ribuan, yang
bisa dengan mudah ditemukan di berbagai online shop. Dan speaker yang awalnya tanpa
berfitur bluetooth pun ‘tersihir’ menjadi speaker berfitur tersebut. Hitung-hitung,
ini jauh lebih ekonomis dibanding bila Bose sendiri menanamkan fitur itu, maka
harga jualnya mungkin bakal 3.5 juta ke atas!
Bose Companion 2 Series III juga tidak memiliki banyak
tombol pengaturan seperti bass dan lain sebagainya, dan benar-benar hanya
memiliki satu buah tombol putar tunggal yang tepat berada di atas sebuah slot
audiojack untuk kepentingan headset, di bagian satelit kanan. Tombol putar ini
juga merangkap sebagai switch on/off,
tidak ada lampu indikator, selain isyarat klik yang bisa terasa ketika volume
diturunkan hingga kandas. Meskipun sederhana, tetapi ini menarik karena baik
tombol putar dan slot audiojack berada di depan, sangat mudah diakses.
Bagian belakang dari satelit kanan memiliki slot untuk kabel
penghubung ke satelit kiri, power DC, slot untuk kabel penghubung ke komputer,
dan slot AUX yang bisa menghubungkan berbagai perangkat media termasuk ponsel. Antara
slot komputer dan slot AUX kelihatannya merupakan slot dengan fungsi yang sama
persis. Sementara pada satelit kiri benar-benar clear, selain sebuah kabel di
bagian belakang untuk terhubung dengan satelit kanan.
Soal desain, hal yang benar-benar menjadi nilai plus dari
Bose Companion 2 Series III ialah ukurannya yang compact, hanya 19x8x15 cm per
satelit, tidak butuh space yang lebar, bahkan speaker ini juga tidak membutuhkan
unit woofer yang umumnya sangat besar. Dan layaknya barang berkualitas lainnya,
meskipun kedua satelit sangat kecil, secara bobot terasa berat dan padat. Total
kedua satelit kira-kira ada 1.8 KG.
Bahan dari body Bose Companion 2 Series III juga terasa
berkualitas, keras dan tidak mudah rusak. Sayangnya, bagian logo Bose hanya
mengandalkan cetak, tidak terlalu jelas, berbeda dari sejumlah merek lain yang
menggunakan plat timbul. Padahal, Bose merupakan merek kelas dunia, logonya
harus lebih menonjol. Tapi, lagi-lagi karena ini Bose, jika logo ini dibuat
sebagai plat timbul, jangan-jangan harga jualnya juga bakal meningkat entah
berapa ratus ribu.
Kualitas Audio
Ini bagian yang paling menarik serta poin yang membuat Bose
layak dihargai tinggi. Meskipun berukuran compact, tidak memiliki woofer, suara
yang dihasilkan Bose Companion 2 Series III tidaklah kalah dari speaker besar
yang bisa dibeli hanya dengan budget 300-an ribu. Lebih tepatnya, speaker
300-an ribu terlalu mustahil menyaingi kualitas audio dari ‘monster’ kecil
milik Bose.
Dalam berbagai kesempatan penulis telah menjajal berbagai
merek speaker komputer yang umumnya memiliki size yang lebih bongsor dengan
adanya unit woofer yang berfungsi menghadirkan nada rendah atau bass. Kebanyakan,
audio yang dihasilkan malah terdengar buram, tenggelam di antara bass yang
terasa lebay, hingga suara yang pecah ketika berada di atas 70% volume. Pada
Bose Companion 2 Series III yang tanpa dibekali woofer, bass yang dihasilkan
ternyata malah sangat unggul dan terasa empuk.
Berbeda dari sejumlah speaker lain yang mengedepankan
spesifikasi entah berapa watts, PMPO, dan berbagai istilah lainnya yang
sebenarnya tidak dipahami pengguna awam selain berasumsi makin tingginya angka
adalah makin baik, Bose malah tidak pernah mencantumkan semua itu pada varian
speaker Companion, selain klaim bahwa teknologi TrueSpace yang dikembangkan
mereka mampu untuk menghasilkan suara yang luas, nyata, detail, dan nyaman di
setiap tingkat volume. Dan benar saja, membandingkan dengan speaker komputer
lain, dalam menjalankan suatu lagu, akan membuat kita menyadari adanya
detail-detail musik nada rendah yang terdengar sangat jelas melalui Bose
Companion 2 Series III. Di speaker lain, terlalu banyak detail musik yang
terkorupsi.
Sedikit kekurangan ialah dalam menjalankan lagu dengan audio
yang terlalu low quality, volume Bose menjadi terasa kurang nyaring. Butuh
sedikit meningkatkan volumenya. Bose Companion 2 Series III bukan tidak dapat
menjalankan audio dengan keras, tetapi ada perbedaan kontras antara tingkat volume
dari audio low quality dan high quality, sehingga ketika mendengarkan suatu playlist
yang terdari dari audio berbeda kualitas, kita menjadi lebih sering menyetel
tingkat volume.
Overall, Bose Companion 2 Series III lebih dari cukup untuk
penikmat musik pada umumnya. Namun, mungkin itu tidaklah cukup bagi seorang
yang bergerak di bidang pekerjaan yang berhubungan erat dengan musik, semisal
penyanyi atau komposer. Harga 2.3 juta memang terasa mahal untuk sebuah speaker
komputer. Tetapi, itu adalah sangat murah untuk menikmati kualitas audio dari
teknologi yang dikembangkan Bose.
Foto: Amazon.com