Monday, February 24, 2020

Review Speaker Bose Companion 2 Series III



Berbicara soal speaker untuk komputer, terdapat banyak pilihan dari berbagai merek hingga harga. Ada yang hanya ratusan ribu, ada pula yang jutaan rupiah! Apa bedanya? Ataukah sama saja?
Pada postingan kali ini, kita bakal mereview sebuah speaker yang telah penulis coba sendiri. Meskipun speaker ini bukan lagi model terbaru, setidaknya terdapat beberapa alasan unik mengapa speaker ini masih layak direview, semisal harganya yang tidak termasuk murah sehingga beberapa dari kita masih banyak pertimbangan untuk membelinya, brand yang sudah tidak asing serta tidak diragukan lagi, hingga rating tingginya di situs jual-beli Amazon.  Yup, sesuai judul, speaker yang bakal kita review ialah Bose Companion 2 Series III, keluaran 2013.
Packing dan Kelengkapan
Produk Bose Companion 2 Series III hanya terdiri dari dua satelit utama, speaker kiri dan kanan. Tidak ada woofer, subwoofer, ataupun yang lainnya. Meskipun demikian, penjelasan di paragraf ini tidaklah mewakili kualitas suara yang dihasilkan. Kita akan membahasnya lebih lanjut nanti.
Untuk packing Bose Companion 2 Series III, hanya berupa kardus yang mencetak gambar produk, dominan putih. Tetapi, di bagian dalamnya terlihat sangat aman, di mana di setiap sudut blister pembungkus satelit speaker diberi sekat sehingga tidak takut terbentur.
Dalam paket pembelian, telah disediakan berbagai kabel yang dibutuhkan, dan juga berbagai model konektor colokan pada dinding, sehingga begitu beli kita sudah bisa langsung mengoperasikan Bose Companion 2 Series III. Perlengkapan kabel sangat lengkap dalam satu kotak kecil. Hal ini berimbang dengan produk yang dibanderol tinggi, sekitar 2.3 juta bila order dari official store Bose Indonesia, atau 3 juta untuk toko fisik.
Dari perusaan Bose juga memberikan jaminan garansi 1 tahun. Tetapi, karena penulis membeli Bose Companion 2 Series III secara online, agak ragu juga dengan proses klaim garansi. Apalagi agen Bose tidak ada di semua kota. Tetapi, berdasarkan pengalaman menggunakan produk Bose pada perangkat multimedia di ruang keluarga, merek satu ini umumnya bandel, bisa bertahan hingga belasan tahun atau mungkin puluhan tahun, tanpa sedikitpun kendala. Jadi, ada atau tidaknya garansi semestinya tidak menjadi pertimbangan utama untuk membeli produk ini.
Desain dan Fitur



Sebagai produk elektronik keluaran 2013, Bose Companion 2 Series III tidak bisa dikatakan memiliki desain yang modern. Speaker ini masih mengusung desain klasik di mana kabel-kabel masih menjadi alat penghubung antara kedua satelit utama speaker, kemudian juga komputer atau laptop. Tidak ada koneksi bluetooth, tidak ada slot micro SD ataupun flashdisk, dan apalagi remote control. Speaker ini masih benar-benar mengusung desain klasik, di mana pengaturan volumenya juga masih mengandalkan tombol putar, bukan seperti saudara-saudara generasi penerusnya yang telah menggunakan panel sentuh. Positifnya, tombol putar kelihatannya masih jauh lebih kokoh dibanding panel sentuh.
Desain klasik dari Bose Companion 2 Series III mungkin tidak cocok dengan kaum yang lebih mengutamakan modernisasi, kaum yang lebih mementingkan gaya dan fitur-fitur kekinian seperti bluetooth, remote control, atau bahkan FM Radio. Produk ini benar-benar hanyalah sebuah speaker standar. Tetapi, soal fitur bluetooth, hal tersebut bisa diakali dengan penambahan sebuah alat yang disebut “bluetooth audio receiver” seharga 10 ribuan, yang bisa dengan mudah ditemukan di berbagai online shop. Dan speaker yang awalnya tanpa berfitur bluetooth pun ‘tersihir’ menjadi speaker berfitur tersebut. Hitung-hitung, ini jauh lebih ekonomis dibanding bila Bose sendiri menanamkan fitur itu, maka harga jualnya mungkin bakal 3.5 juta ke atas!
Bose Companion 2 Series III juga tidak memiliki banyak tombol pengaturan seperti bass dan lain sebagainya, dan benar-benar hanya memiliki satu buah tombol putar tunggal yang tepat berada di atas sebuah slot audiojack untuk kepentingan headset, di bagian satelit kanan. Tombol putar ini juga  merangkap sebagai switch on/off, tidak ada lampu indikator, selain isyarat klik yang bisa terasa ketika volume diturunkan hingga kandas. Meskipun sederhana, tetapi ini menarik karena baik tombol putar dan slot audiojack berada di depan, sangat mudah diakses.



Bagian belakang dari satelit kanan memiliki slot untuk kabel penghubung ke satelit kiri, power DC, slot untuk kabel penghubung ke komputer, dan slot AUX yang bisa menghubungkan berbagai perangkat media termasuk ponsel. Antara slot komputer dan slot AUX kelihatannya merupakan slot dengan fungsi yang sama persis. Sementara pada satelit kiri benar-benar clear, selain sebuah kabel di bagian belakang untuk terhubung dengan satelit kanan.



Soal desain, hal yang benar-benar menjadi nilai plus dari Bose Companion 2 Series III ialah ukurannya yang compact, hanya 19x8x15 cm per satelit, tidak butuh space yang lebar, bahkan speaker ini juga tidak membutuhkan unit woofer yang umumnya sangat besar. Dan layaknya barang berkualitas lainnya, meskipun kedua satelit sangat kecil, secara bobot terasa berat dan padat. Total kedua satelit kira-kira ada 1.8 KG.



Bahan dari body Bose Companion 2 Series III juga terasa berkualitas, keras dan tidak mudah rusak. Sayangnya, bagian logo Bose hanya mengandalkan cetak, tidak terlalu jelas, berbeda dari sejumlah merek lain yang menggunakan plat timbul. Padahal, Bose merupakan merek kelas dunia, logonya harus lebih menonjol. Tapi, lagi-lagi karena ini Bose, jika logo ini dibuat sebagai plat timbul, jangan-jangan harga jualnya juga bakal meningkat entah berapa ratus ribu.
Kualitas Audio
Ini bagian yang paling menarik serta poin yang membuat Bose layak dihargai tinggi. Meskipun berukuran compact, tidak memiliki woofer, suara yang dihasilkan Bose Companion 2 Series III tidaklah kalah dari speaker besar yang bisa dibeli hanya dengan budget 300-an ribu. Lebih tepatnya, speaker 300-an ribu terlalu mustahil menyaingi kualitas audio dari ‘monster’ kecil milik Bose.
Dalam berbagai kesempatan penulis telah menjajal berbagai merek speaker komputer yang umumnya memiliki size yang lebih bongsor dengan adanya unit woofer yang berfungsi menghadirkan nada rendah atau bass. Kebanyakan, audio yang dihasilkan malah terdengar buram, tenggelam di antara bass yang terasa lebay, hingga suara yang pecah ketika berada di atas 70% volume. Pada Bose Companion 2 Series III yang tanpa dibekali woofer, bass yang dihasilkan ternyata malah sangat unggul dan terasa empuk.
Berbeda dari sejumlah speaker lain yang mengedepankan spesifikasi entah berapa watts, PMPO, dan berbagai istilah lainnya yang sebenarnya tidak dipahami pengguna awam selain berasumsi makin tingginya angka adalah makin baik, Bose malah tidak pernah mencantumkan semua itu pada varian speaker Companion, selain klaim bahwa teknologi TrueSpace yang dikembangkan mereka mampu untuk menghasilkan suara yang luas, nyata, detail, dan nyaman di setiap tingkat volume. Dan benar saja, membandingkan dengan speaker komputer lain, dalam menjalankan suatu lagu, akan membuat kita menyadari adanya detail-detail musik nada rendah yang terdengar sangat jelas melalui Bose Companion 2 Series III. Di speaker lain, terlalu banyak detail musik yang terkorupsi.
Sedikit kekurangan ialah dalam menjalankan lagu dengan audio yang terlalu low quality, volume Bose menjadi terasa kurang nyaring. Butuh sedikit meningkatkan volumenya. Bose Companion 2 Series III bukan tidak dapat menjalankan audio dengan keras, tetapi ada perbedaan kontras antara tingkat volume dari audio low quality dan high quality, sehingga ketika mendengarkan suatu playlist yang terdari dari audio berbeda kualitas, kita menjadi lebih sering menyetel tingkat volume.
Overall, Bose Companion 2 Series III lebih dari cukup untuk penikmat musik pada umumnya. Namun, mungkin itu tidaklah cukup bagi seorang yang bergerak di bidang pekerjaan yang berhubungan erat dengan musik, semisal penyanyi atau komposer. Harga 2.3 juta memang terasa mahal untuk sebuah speaker komputer. Tetapi, itu adalah sangat murah untuk menikmati kualitas audio dari teknologi yang dikembangkan Bose.



Foto: Amazon.com